Krisis Kesehatan di Masa Depan Bisa Dihadapi dengan Komunikasi Inklusif

Krisis Kesehatan di Masa Depan Bisa Dihadapi dengan Komunikasi Inklusif

Akan tetapi, masyarakat terkadang hanya melihat suatu isu dari internet, sementara tidak mengetahui kejadian sebenarnya di lokasi. Hal itu membuat berita yang ditangkap oleh beberapa orang yang berbeda kawasan atau daerah, disalahartikan karena mereka memiliki perbedaan pemahaman.

"Maka, perlu adanya komunikasi dalam hal apapun termasuk permasalahan yang akhir-akhir kita hadapi, yakni COVID-19. Bukan hanya di Jawa Tengah, tetapi COVID-19 ini menjadi permasalahan di seluruh dunia," kata Taj Yasin.

Taj Yasin menegaskan kesuksesan program jogo tonggo bukan karena pemerintah Jawa Tengah, namun karena peran serta kekuatan masyarakat yang ada di bawah.

Taj Yasin mengungkapkan, sejak awal memimpin Jawa Tengah bersama Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, pemerintah membuka kanal-kanal diskusi dengan masyarakat. Salah satunya melalui media sosial, seperti Instagram, Twitter, Facebook, hingga melalui pesan singkat yang langsung terhubung ke nomor pejabat di Jawa Tengah.

"Banyak masyarakat yang mengetahui nomor ponsel saya. Baik melalui SMS, telepon atau melalui aplikasi WhatsApp, masyarakat di Jawa Tengah bisa langsung melapor," kata dia.

Oleh sebab itu, lanjut Taj Yasin, komunikasi antara masyarakat dan pemerintah sangat penting dilakukan. Dengan adanya pagebluk saat ini, nyatanya membuka sudut pandang pemerintah.

Pemerintah di pusat maupun daerah harus berkomunikasi dan dekat dengan masyarakat. Kalau di Jawa Tengah, tentu saja melalui program jogo tonggo. "Saya berharap ini (jogo tonggo) bisa diadopsi oleh pemerintahan lainnya. Karena pada prinsipnya, kebudayaan kita itu saling berkomunikasi," tegasnya.

Dalam diskusi ini beberapa daerah juga membagikan pengalaman mereka dalam mengkomunikasikan risiko pandemi COVID-19 dan bagaimana mengubah perilaku masyarakat.

Anugrah Wiendyasari dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul mengatakan kolaborasi masyarakat dan birokrasi membentuk Satgas COVID-19 cukup efektif menggerakkan masyarakat agar bersedia divaksin dan meningkatkan kepatuhan terhadap protokol kesehatan. Misalnya dengan melibatkan kelompok-kelompok PKK di Bantul.

“Masyarakat yang sebelumnya apatis dengan vaksin akhirnya banyak yang bersedia divaksinasi,” pungkas Anugrah. (zul/rtc)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: