Plat RFH Mobil Pelaku Pemukulan di Tol Gatsu Ternyata Palsu, Polisi Tahan Anak Ketua Bravo 5

Plat RFH Mobil Pelaku Pemukulan di Tol Gatsu Ternyata Palsu, Polisi Tahan Anak Ketua Bravo 5

Pelaku pemukulan anak anggota DPR RI dari Fraksi PDIP, Faisal Marasabessy, anak Ketua Bravo 5, bisa jadi akan semakin ngenes. Berdasarkan pemeriksaan polisi, ternyata plat nomor RFH yang dikendarainya tidak terdaftar alias palsu.

Saat terjadi aksi main hakim sendiri itu, Faisal Marasabessy tengah berkendara dengan ayahnya, Ali Fanser Marasabessy. Fakta baru itu diungkapkan Direktur Diteskrimum Polda Metro Jaya, Kombes Hengki Haryadi.

“Pelat RFH yang digunakan pelaku penganiayaan tidak terdaftar,” kata Hengki Heryadi, Minggu (5/6).

Hengki mengatakan Polda Metro Jaya sudah menetapkan seorang tersangka dalam kasus viral itu. “Sudah diamankan dua orang. Kemudian satu orang sudah ditetapkan tersangka dan ditahan.” 

Hengki juga memastikan pihaknya langsung menahan FM, pelaku pemukulan anak anggota DPR RI dari Fraksi PDIP. “FM ditahan dan menjadi tersangka,” tambah Hengki.

Sebelumnya, terungkap bahwa pelaku pemukulan anak anggota DPR RI dari Fraksi PDIP itu adalah Faisal Marasabessy. Faisal Marasabessy adalah anak Ali Fanser Marasabessy yang merupakan Ketua Pemuda Bravo 5.

“Betul, yang bersangkutan (Ali Fanser) Ketua Pemuda Bravo-5,” ujar Ketua Umum Bravo 5 Fachrul Razi saat dimintai konfirmasi, Minggu (5/6).

Dua pengendara mobil Nissan X-Trail dengan nomor polisi B 1146 RFH itu yang diduga memukul Justin Frederick (24), di Tol Tebet arah Cawang, Jakarta. Keduanya adalah pria yang ada dalam video yang viral di media sosial.

Sementara, anggota DPR RI dari Fraksi PDIP Indah Kurniawati menyesalkan pemukulan pengendara mobil berplat nomor RFH kepada anaknya di Tol Gatsu.

“Semoga kasus ini menjadi pembelajaran bagi setiap bangsa untuk tidak boleh melakukan tindakan premanisme di jalan,” ungkap Indah Kurniawati, Minggu (5/6).

Legislator PDIP asal Jawa Timur ini menilai, tindakan pelaku pemukulan anaknya itu jelas merupakan tindakan sewenang-wenang. “Ini negara Pancasila. Semua harus beradab,” tegasnya. (pojoksatu/zul)

Sumber: