Berfoto dengan Teroris, Fadli Zon Jadi Donatur, Makmun Rasyid: Sudah Masuk Kategori
Pengurus Harian Badan Penanggulangan Ekstremisme dan Terorisme (BPET) MUI Muhammad Makmun Rasyid, Selasa (15/3) buka suara soal foto Anggota DPR RI Fadli Zon bersama terduga teroris Angga Dimas Pershada yang viral di media sosial.
"Dengan demikian, sebenarnya Fadli Zon sudah masuk dalam kategori “menyediakan” atau “memberikan” sebagaimana Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2013 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pendanaan Terorisme," kata Makmun Rasyid.
Menurutnya, definisi pendanaan terorisme adalah segala perbuatan dalam rangka menyediakan, mengumpulkan, memberikan, atau meminjamkan dana, baik langsung maupun tidak langsung.
Dengan maksud untuk digunakan dan/atau yang diketahui akan digunakan untuk melakukan kegiatan terorisme, organisasi teroris, atau teroris.
"Tinggal polisi memeriksa Fadli Zon atas pemberiannya itu kepada sayap organisasi teroris bernama HASI. Ini kan HASI punya teman se-grup yang sudah masuk dalam DTTOT (Daftar Terduga Teroris dan Organisasi Teroris). Dalam hal ini, polisi harus turun tangan menyelidiki dan memeriksa yang bersangkutan," imbuhnya.
Seperti Syam Organizer, Abdurrahman bin Auf, Baitul Mal Ummah, Misi Medis Suriah (salah satu jaringan dokter Sunardi yang ditembak Densus 88 di Sukoharjo, Red) dan GASHIBU (Gerakan Sehari Seribu).
Mengapa Fadli Zon begitu gencar membela kelompok radikal?
"Jangankan kelompok radikal atau intoleran seperti FPI dan HTI, sayap kelompok teroris dia beri bantuan."
"Sering saya katakan ada berbagai macam cara mengelabui para politisi yang haus kekuasaan dan ingin mencari suara untuk kepentingan elektoral. Terjadilah barter kepentingan," jelas Makmun Rasyid.
Salah satunya adalah Anggota DPR Fadli Zon yang terbukti memberikan bantuan kepada sayap organisasi teroris Jamaah Islamiyah (JI) tersebut.
Makmun menyebut, jaringan ISIS lebih berbahaya untuk jangka pendek. Para pendukung ISIS bisa sewaktu-waktu melakukan aksi teror.
Bahkan tanpa perencanaan yang matang dan sempurna. Namun, Jamaah Islamiyah lebih memiliki potensi jangka panjang.
JI ini memiliki roadmap hingga 25 tahun ke depan. Tujuannya mendirikan negara Islam.
"Mereka ikut panduan untuk menyusup dan menyamar ke semua lini. Selama itu bisa mendukung kepentingan organisasi terorisnya, akan mereka lakukan," urainya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: