Sindir Pemerintah, UAS: Radikal Itu Kalau Ibu-ibu Kesulitan Cari Minyak Goreng dan Tempe
Usai disebut masuk dalam daftar penceramah radikal, penceramah kondang Ustadz Abdul Somad (UAS)
balik menyindir pemerintah atas situasi saat ini.
UAS angkat bicara setelah namanya disebut-sebut masuk dalam daftar penceramah radikal.
Meski tampak santai menanggapi hal itu, UAS justru dengan nada bercanda menyatakan, kategori radikal adalah kondisi di mana Ibu-ibu kesulitan mendapatkan minyak goreng.
Meski dengan nada bercanda, hal ini bisa menjadi sindiran keras buat pemerintah.
“Radikal itu adalah ibu-ibu sekarang, yang radikal itu kalau ibu-ibu kesulitan mencari minyak dan tahu tempe, itu radikal loh!” kata UAS di kanal YouTube Karni Ilyas Club berjudul MASUK DAFTAR USTADZ RADIKAL // USTAD ABDUL SOMAD : “MAZHAB SAYA MAZHAB PERSAUDARAAN! Kamis (10/3).
Harus diakui, saat ini sejumlah wilayah di Indonesia tengah mengalami krisis minyak goreng yang sudah berlangsung beberapa bulan terakhir.
Saking langkanya kebutuhan pokok yang satu ini, ibu-ibu bahkan rela mengantre hingga berjam-jam demi mendapat minyak goreng dengan harga yang terus meroket.
UAS mengatakan, sepengetahuan dirinya, tidak ada ustaz di Indonesia yang menentang pancasila sebagai dasar negara, atau penceramah yang menghasut orang untuk mengacaukan keamanan negara.
Teman-teman sesama penceramah, kata dia, sepakat bahwa pancasila adalah dasar negara yang sah. Untuk itu dia keberatan dengan daftar nama penceramah radikal itu.
“Kalau orang mengajak ke masjid, ceramah, keadilan, itu tidak radikal,” tegasnya.
Adapun UAS beserta ratusan nama penceramah lainnya masuk dalam daftar penceramah radikal. Bocornya daftar itu sempat bikin geger publik.
Daftar nama penceramah radikal itu pertama kali dibeberkan Ustadz Felix Siauw, lewat sebuah unggahan di instagram pribadinya. Di antara 180 nama itu ada nama UAS dan Felix.
Adapun daftar nama penceramah radikal itu sempat menjadi perbincangan publik. Pasalnya nama – nama itu muncul setelah Presiden Joko Widodo melarang anggota TNI-Polri untuk mengundang penceramah radikal sebab alat negara, kata dia, tak boleh terpapar radikalisme.
Kekinian, BNPT juga ikut angkat bicara. Lembaga ini mengklaim tidak pernah merilis nama penceramah radikal. Mereka hanya mengeluarkan rilis soal ciri-ciri penceramah radikal.
Dikutip dari Fajar.co.id, BNPT memastikan daftar nama itu adalah informasi sesat alias hoaks. (ima/rtc)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: