9.000 Lebih Anak di Jakarta Jadi Yatim Akibat Covid-19, Anies: Semuanya Dibantu Tanpa Seleksi
Ribuan anak di Jakarta harus kehilangan orang tuanya karena terpapar Corona. Datanya ada sekitar 9 ribu lebih anak yang menjadi yatim akibat pandemi Covid-19.
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan mengungkapkannya melalui tayangan video terbarunya "Bantuan Sosial, Keadilan Sosial" di akun YouTube-nya. Video yang diunggah, Sabtu (12/2), Anies menegaskan, Pemprov DKI Jakarta pun tidak tinggal diam.
Pemprov DKI Jakarta berusaha mencarikan anggaran untuk membantu ribuan anak-anak tersebut. Namun saat itu anggarannya belum ada.
"Karena memang tidak ada anggaran untuk anak yatim," kata Anies.
Menurut Anies, kemudian data ini pun dibahas dan didiskusikan dengan DPRD DKI Jakarta. "Alhamdulillah kemudian disetujui, lalu kita siapkan (anggaran bantuan untuk anak yatim)."
Setelaha ada kesepakatan eksekutif dan legislatif, beber Anies, muncullah program peduli anak dan remaja. "Kemudian ada kartunya, Kartu Peduli Anak dan Remaja," beber Anies.
Bantuan ini diberikan secara merata, tanpa memandang status sosial dan proses seleksi. Menurut Anies, Pemprov DKI Jakarta tidak bisa melakukan seleksi pemberian bantuan hanya kepada keluarga yang berasal dari kalangan kurang mampu.
"Bagian kami, bukan menyeleksi mana yang mau, mana yang tidak. Bagian kami menjangkau semua. Bahwa mereka nanti mau terima alhamdulillah, tidak mau terima alhamdulillah," ujarnya seperti yang dilansir Rakyat Merdeka.
Anies mengatakan besaran beasiswa yang diberikan kepada para anak-anak itu sebesar Rp300 ribu per bulan. Bantuan bakal disalurkan kepada mereka yang masih berusia anak-anak dan remaja berusia 18-22 tahun.
Alasan lain Anies menyalurkan bantuan tersebut secara merata, karena dirinya ingin menyampaikan pesan ke masyarakat. Yakni Pemprov DKI melindungi anak-anak korban Covid-19.
Dalam proses penyaluran bantuan tersebut, Anies menyampaikan ada 4.345 anak yang menerima karena membutuhkan bantuan tersebut. Sedangkan sisanya menolak, karena merasa masih memilki kemampuan finansial yang cukup.
Anies mengaku bersyukur sejak awal pandemi tidak pernah menutup-nutupi data pasien Covid-19 yang meninggal dunia. Karena dari data tersebut pihaknya dapat mengetahui jumlah anak-anak orang tuanya meninggal karena Covid-19.
"Jika dulu kami tidak terbuka dengan data, maka kita tidak akan tahu berapa jumlah anak yang ditinggal orang tuanya karena Covid-19," tandasnya. (drs/rm/zul)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: