Diserang Anti Islam, Jenderal Dudung: Saya Santri, Salat Lima Waktu dan Puasa Tak Pernah Ditinggalkan

Diserang Anti Islam, Jenderal Dudung: Saya Santri, Salat Lima Waktu dan Puasa Tak Pernah Ditinggalkan

Dituding anti Islam, Jenderal Dudung Abdurachman akhirnya bicara. Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) itu menegaskan dia seorang santri. Dan rajin salat lima waktu.

Saat Coffee Morning Pimpinan Redaksi Bersama KSAD di Markas Besar Angkatan Darat, kemarin, Jenderal Dudung mengatakan hal itu. Acara itu berlangsung sekitar dua jam. Dari pukul 08.00-10.00 WIB.

Jenderal Dudung didampingi elite TNI AD saat itu. Acara itu bagian agenda silaturahmi 100 hari kerja KSAD. Mereka kompak berpakaian loreng lengkap dengan masker.

Sejumlah pimred dari berbagai media duduk di meja bundar paling depan. Mereka mengapit para jenderal TNI AD.

Dudung lalu memerintahkan anak buahnya memutar video. Yaitu yang sudah dilakukannya dalam 100 hari kerja sebagai KSAD. Baru memberikan sambutan.

Dudung menjelaskan perjalanan karirnya. Mulai dari Pangdam Jaya sampai Pangkostrad, dan kemudian ditunjuk sebagai KSAD.

Dudung memanfaatkan pertemuan itu untuk meluruskan sejumlah isu. Di antaranya ‘serangan-serangan’ kepadanya. Salah satunya soal tudingan anti Islam.

Jenderal bintang empat ini bicara tegas. Semua tudingan kepadanya soal anti Islam itu salah. “Saya kalau kunjungan-kunjungan pasti memberikan kultum di masjid-masjid."

"Jadi kalau ada orang yang mengatakan saya menjauhi Islam, tidak benar, salah,” kata Dudung seperti yang dikutip dari rakyat merdeka.

Dudung bahkan mengungkap dirinya adalah seorang santri. Untuk urusan salat lima waktu dan puasa, tidak pernah ditinggalkannya.

Lalu Dudung bercerita soal kultumnya. Soal “belajar agama jangan mendalam” yang akhirnya viral dan jadi sorotan.

“Di kultum itu, saya menyampaikan kalau mempelajari agama jangan terlalu mendalam. Kalau tidak ada ustaznya, tidak ada kiainya, tidak ada guru. Tapi kalimat itu dipotong,” kesal Dudung.

Dudung menyadari dirinya kini tengah jadi perhatian publik. Gerak geriknya selalu dipantau. Omongannya pun tak luput dari rekaman.

Terkait ucapan “Tuhan Bukan Orang Arab” misalnya. “Saya berdoa pakai bahasa Arab bisa,” tambah Dudung.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: