Jokowi Pilih Nusantara untuk Nama IKN Baru Pengganti Jakarta, Sejarawan: Buat Bingung Publik

Jokowi Pilih Nusantara untuk Nama IKN Baru Pengganti Jakarta, Sejarawan: Buat Bingung Publik

Nama untuk Ibu Kota Negara (IKN) di Kalimantan Timur (Kaltim) sudah dipilih dan ditetapkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai pengganti Jakarta. Nama yang akhirnya dipilih dan ditetapkan adalah Nusantara.

Secara etimologis, Nusantara merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan wilayah negara Indonesia secara keseluruhan. Terdiri dari daratan, lautan, serta kepulauan.

Sejarawan dan juga Ketua Asosiasi Sejarah Lintas Batas (Sintas), Andi Achdian menuturkan nama itu sejak awal memang telah melekat pada masyarakat secara luas untuk keseluruhan Indonesia. Menurutnya, pemilihan nama ini akan membuat bingung publik.

“Nama itu secara historis sudah melekat pada suatu gambaran tentang masyarakat yang lebih luas dan keberatan masyarakat saya kira wajar,” ungkap dia ketika dihubungi JawaPos.com, Selasa (18/1).

Ditambahkannya, "Kalau misalnya suatu yang lebih luas kemudian dikecilkan menjadi satu yang kecil saja, satu kota. Orang akan dibuat bingung untuk satu nama yang luas menjadi lebih sempit pada suatu wilayah itu."

Penjelasan terkait pemilihan nama, yakni mewakili satu Indonesia, kepopuleran serta kepraktisan dari istilah tersebut, menurutnya, bukan argumen yang kuat untuk nama IKN. Dirinya pun mempertanyakan apakah ada makna yang terkandung pada nama itu selain keseluruhan Indonesia.

“Memang apa tidak ada yang lain (nama IKN), apa ada makna baru yang mau disematkan dalam ibu kota itu,” ucapnya.

Dirinya menyampaikan, seharusnya nama IKN dapat mewakili suatu pikiran daripada populasi di wilayah tersebut. Apalagi, wilayah tersebut memiliki sejarah dan budayanya.

“Biasanya kan nama ibu kota itu punya keinginan untuk mewakili suatu kolektif masyarakat, seperti peralihan dari nama Batavia menjadi Jakarta juga gitu kan, kembali pada suatu yang nasional dan harapan-harapan baru,” terangnya.

“Pertanyaan publik itu saja, masuk akal untuk mengatakan bahwa suatu yang besar ini kenapa jadi tumpang tindih menjadi hal yang spesifik,” pungkas Andi.(jpc/zul)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: