Psikologis Suporter: Kompleksitas Sepak Bola di Balik Perilaku Fanatisme

Psikologis Suporter: Kompleksitas Sepak Bola di Balik Perilaku Fanatisme

Oleh: Rahmad Agung Nugraha*)

BEBERAPA laporan penelitian mengenai perilaku dan karakteristik penggemar sepak bola dalam hal ini supporter di berbagai negara memberikan kesimpulan yaitu bersifat universal. Penelitian penelitian ini telah melihat secara ekstensif perilaku supporter saat di hari pertandingan tim kesayangannya bertanding.

Berbagai perasaan was-was, emosi supporter berupa kebahagian dan kesedihan terjadi setelah pertandingan dengan manifestasi ekspresi supporter. Pengamatan yang sering dilakukan sekarang ini adalah selalu mencoba dan memahami seseorang menjadi supporter yamg fanatisme untuk membela tim sepak bola kesayangannya.
 

Penelitian menunjukkan bahwa pada hari setelah kemenangan tim kesayangannya para individu supporter merasa hal yang baik tentang dirinya. Selain itu perilaku supporter ditunjukkan dengan rasa kebanggan kedaerahan, merasa memiliki dan terlibat dengan tim kesayangannya, mengidentifikasi dengan segala atribut tim kesayangannya.

Seperti mengenakan kaus, topi, slayer dan hampir semua atribut berlogo tim kebanggaanya, sehingga merupakan kebiasaan para supporter. Tidak peduli seberapa buruk prestasi tim kesayangannya.

Pemain tetap menjadi idola supporter meskipun ternoda dengan kekalahan.
Aspek psikologis  supporter terbawa saat terjadinya dilapangan. Fanatisme supporter ditunjukkan dengan mendatangi ke stadion untuk menyaksikan secara langsung pertandingan.    

Supporter yang benar-benar datang ke stadion untuk menyaksikan pertandingan secara teratur menampilkan fenomena psikologis social disinhibition. Mereka berteriak, bernyanya, meneriakkan yel-yel dukungan tim kesayangannya, menari-nari.

Semua karakteristik supporter dengan tipe kepribadian yang beragam akan meledak dalam ledakan eksibisionisme ketika dikelilingi oleh suppoter lain. Misalnya pribadi pemalu, introvert, menutup diri, dan tipe kepribadian yang lainnya, akan terlibat yang sama dalam kegembiraan.

Keterlibatan yang sama juga akan ditunjukan agresifitas para supporter (misalnya pengrusakan, kerusuhan dan kekacauan para supporter di jalanan) 

Menurut Skinner (Behavioris) para supporter, baik menonton langsung di stadion, menonton  di TV atau mendengar siaran radio, melihat secara online, nobar dan lain-lain, merupakan supporter efek yang dikenal sebagai pengkondisian takhayul.

Efek ini oleh Skinner ditemukan ketika Skinner melakukan eksperimennya yang dikenal dengan istilah kotak Skinner. Ketika eksperimen Skinner melalui pengkondisian operan, Skinner menyatakan perilaku yang tidak di perkuat melakukan untuk mendapatkan reward.

Teriakan supporter dll diperkuat dengan takhayul (karena tidak perlu menerima hadiah), kemudian menjadi bagian kebutuhan dan  ritual para supporter. Salah satu faktor munculnya gesekan antar supporter atau perilaku agresif supporter dikarenakan tingkat fanatisme yang tinggi.

Suporter merupakan salah satu bentuk kelompok sosial yang secara relatif tidak teratur dan terjadi karena ingin melihat sesuatu. Kerumunan semacam ini hampir sama dengan khalayak penonton tetapi tidak direncanakan.

Ada sedikit bias dalam hal ini, khususnya dalam hal fanatisme kedaerahan karena masyarakat daerah lainnya juga mensupport dan menjadi supporter tim dari daerah lainnya. Selama ini fenomena yang muncul adalah Supporter satu tim, "in-group" akan mencela penggemar tim lain, "outgroup".

Sumber: