Psikologis Suporter: Kompleksitas Sepak Bola di Balik Perilaku Fanatisme
Perilaku agresif pada supporter muncul karena adanya rivalitas klub sepakbola (di lihat dari sejarah rivalitas ) pada saat pertandingan. Perilaku agresif pada supporter muncul juga karena adanya provokasi antar supporter yang dilakukan dengan perilaku agresif secara verbal yaitu meyanyikan lagu dengan kata-kata kotor dan rasis, kemudian secara fisik yaitu melempar benda yang ada disekitar dan merusak fasilitas.
Supporter sepakbola pada umumnya berbagai latar belakang baik itu pekerjaan status sosial, agama. Hal inilah mempengaruhi Perilaku agresif dan intensitas agresifitas yang muncul dalam diri individu ketika mendukung klub sepakbola, Freud (2008) menyatakan bahwa manusia mempunyai ketidaksadaran yang mengarah pada perilaku destruktif yang disebut dorongan thanatos/death instinct/aggressive instinct.
Artinya, perilaku agresif merupakan perilaku yang bersifat instingtif, yaitu didorong dari dalam diri individu. Schneiders (2010) juga menjelaskan bahwa perilaku agresif dibentuk dari aspek pertahanan diri di mana individu memiliki kecenderungan melampiaskan keinginannya dan perasaannya yang tidak nyaman.
Apabila suporter lawan datang dengan niat tidak baik maka akan menyambutnya dengan tidak baik juga. Di sisi lain, fenomena yang muncul sekarang ini adalah para supporter meyakini dan mengidolakan pemain sepak bola, manajerial tim dalam industri sepak bola dan bisnis.
Pemain sepak bola dan klub sepak bola memunculkan fenomena psikologis sosial lainnya seperti skill yang diperlihatkan pemain sepak bola, nilai transfer pemain sepak bola, gaya hidup pemain sepak bola, pembinaan klub di bawah umur, sarana prasaran dan lain sebagainya. (*)
*) Dosen Universitas Pancasakti Tegal
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: