Ini Faktor Penyebab Kurs Rupiah Diprediksi Melemah

Ini Faktor Penyebab Kurs Rupiah Diprediksi Melemah

Bank Sentral Amerika, Federal Reserve (The Fed) mengindikasikan bakal menaikan suku bunga acuan sebesar 75 basis poin (bps) 2022. Kondisi ini diprediksi akan menyebabkan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, Kamis (6/1).

Mengutip data Bloomberg, pukul 09.07 WIB, kurs rupiah tengah diperdagangkan pada level Rp14.397 per dolar AS.

Posisi tersebut menunjukkan pelemahan 26 poin atau 0,18% apabila dibandingkan dengan posisi penutupan pasar spot pada Rabu sore kemarin, 5 Januari 2021, yang berakhir di level Rp14.371 per dolar AS.

Pengamat pasar keuangan, Ariston Tjendra mengatakan nilai tukar rupiah mungkin masih dalam tekanan hari ini terhadap dolar AS.

"Tekanan terhadap rupiah masih karena antisipasi pasar terhadap kenaikan suku bunga AS yang lebih cepat dan lebih tinggi dari ekspektasi sebelumnya," kata Ariston dalam keterangan tertulisnya, Kamis pagi.

Dalam notulen rapat yang dirilis dinihari tadi, Bank Sentral AS mengindikasikan akan menaikan suku bunga sebesar 75 basis poin di 2022. Pelaku pasar berekspektasi The Fed akan memulainya di bulan Maret 2022.

"Selain itu, penularan covid-19 yang terus meninggi di dunia juga menjadi kekhawatiran pasar yang bisa menekan aset berisiko," ujar Ariston.

Risalah dari pertemuan kebijakan Fed pada 14-15 Desember menawarkan rincian lebih lanjut tentang pergeseran bank sentral bulan lalu menuju kebijakan moneter yang lebih ketat untuk mengekang inflasi.

Pembuat kebijakan menyatakan pada bulan lalu, pasar tenaga kerja AS sangat ketat.

"Ini lebih hawkish dari yang diharapkan. Pergeseran ke arah hawkish ini bisa menjadi masalah bagi pasar saham dan obligasi," kata Kepala Investasi di Lenox Wealth Advisors di New York David Carter, dikutip dari Reuters, Kamis, 6 Januari 2021.

Para pembuat kebijakan pada Desember lalu setuju untuk mempercepat akhir dari program pembelian obligasi era pandemi, dan mengeluarkan perkiraan yang mengantisipasi kenaikan suku bunga 0,75 persen selama 2022.

Dari dalam negeri, kebijakan pemerintah yang melarang ekspor batubara di Januari 2022 bisa berpengaruh negatif ke surplus neraca perdagangan RI. Ekspektasi surplus neraca perdagangan yang berkurang atau bahkan defisit, akan memberikan tekanan tambahan ke rupiah.

"Rupiah mungkin masih bisa melemah ke arah Rp14.400 per dolar AS dengan potensi support di kisaran Rp14.350 per dolar AS," pungkas Ariston. (git/zul)

Sumber: