Nylekit, Begini Kritik DPR soal Hobi Pemerintah yang Terus-terusan Impor Bawang Putih China

Nylekit, Begini Kritik DPR soal Hobi Pemerintah yang Terus-terusan Impor Bawang Putih China

Kebijakan pemerintah yang tiap tahun selalu melakukan import komoditas bawang putih dari China menuai kritikan dari anggota DPR. Salah satunya seperti yang disuarakan anggota Komisi IV DPR RI dari Fraksi PKS, Andi Pasluddin, Minggu (19/12).

Bahkan, saking banyaknya impor tersebut, Andi menyebut, 99 persen ekspor bawang putih China diserap Indonesia. Andi pun sangat menyayangkan belum adanya perubahan situasi importasi bawang putih dalam negeri.

"Di mana tiap tahun kita tinggi sekali angka impornya dari China. Sebesar 99 persen kita yang ambil, sisanya dari India, Taiwan, Amerika Serikat, dan Mesir yang angkanya hanya ratusan hingga maksimal 2.000 ton,” kata Andi melalui keterangannya yang dikutip, Minggu (19/12).

Andi menjelaskan China sebagai produsen dan eksportir bawang putih terbesar di dunia, secara konsisten mengirimkan bawang putih ke Indonesia dalam jumlah sangat besar.

Pada 2015, bawang putih asal China yang masuk ke Indonesia sebanyak 482 ribu ton, 2016 sebesar 445 ribu ton, 2017 sebesar 550 ribu ton, 2018 sebesar 585 ribu ton, dan 2019 sebanyak 472 ribu ton.

Selama ini, kata Andi, besarnya impor bawang putih menyebabkan komoditas ini selalu mengalami defisit pada neraca perdagangan dari 1996. Secara khusus, Andi meminta, pemerintah melalui Kementerian Pertanian, setidaknya ada upaya mengurangi besaran importasi bawang putih.

"Kegiatan dan program Kementan di Direktorat Jenderal Hortikultura mesti ada kisah suksesnya untuk menekan angka importasi bawang putih. Memang komoditas ini tidak banyak ditanam di Indonesia, dibandingkan dengan kebutuhan rakyat Indonesia yang sangat banyak,” tegas Andi.

Menurut Andi, program-program pemerintah di Kementerian Pertanian sudah sangat mendukung kinerja pemerintah, terutama dukungan anggaran. Melalui Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian, setidaknya sebanyak Rp1,14 triliun telah dialokasikan pada 2021 melalui APBN. (git/zul)

Sumber: