Indonesia Membutuhkan Talenta Digital 9 Juta Orang, 15 Tahun ke Depan
Momentum pemulihan ekonomi saat ini perlu dijaga agar dapat meningkatkan penyerapan tenaga kerja dan kesejahteraan masyarakat yang terdampak pandemi Covid-19, serta untuk dapat keluar dari middle income trap dalam jangka menengah panjang.
Reformasi struktural menjadi kunci, terutama dalam peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dan transformasi ekonomi menuju ekonomi yang berkelanjutan.
Peningkatan kualitas SDM perlu dilakukan guna mendorong aktivitas kewirausahaan yang saat ini masih rendah, yakni sekitar 3,47% dari total populasi.
Kemampuan adaptasi tinggi, kompetitif, berjiwa entrepreneur, dan berkarakter merupakan prasyarat utama yang perlu dimiliki oleh generasi muda saat ini untuk mendirikan usaha sendiri ataupun bekerja di tempat kerja.
“Generasi muda diharapkan dapat memanfaatkan peluang dalam momentum Presidensi G20 Indonesia, mengingat penyelenggaraan beberapa pertemuannya juga dilakukan di Bali. Selain itu, dengan kemampuan digital yang dimiliki, diharapkan generasi muda tidak hanya berperan sebagai job seeker, namun bisa menjadi job creator,” ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam sambutannya pada Kuliah Umum Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mahasaraswati dengan tema Peluang dan Tantangan Perekonomian Indonesia pada Masa New Normal di Denpasar, Bali, Jumat (17/12).
Dalam 15 tahun ke depan, Indonesia diperkirakan membutuhkan talenta digital sebanyak 9 juta orang atau 600 ribu orang per tahun. Pengembangan keterampilan digital diperkirakan akan memberikan kontribusi senilai Rp4.434 triliun terhadap Produk Domestik Bruto Indonesia di tahun 2030. Pemanfaatan talenta digital ini juga akan berperan sebagai akselerator bagi wirausaha dan menjadi peluang bagi generasi muda.
Pemerintah berkomitmen untuk terus bekerja sama dengan civitas akademika dalam mengembangkan ekosistem kewirausahaan. Pemerintah juga telah menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2021 tentang Kemudahan, Perlindungan, dan Pemberdayaan KUMKM yang menekankan peran penting lembaga inkubator dalam mendorong pengembangan dan pertumbuhan wirausaha.
Selain itu, dukungan juga diberikan melalui Gerakan Nasional Literasi Digital, Digital Talent Scholarship, dan Digital Leadership Academy. Ketiga program ini akan membantu pengembangan keterampilan digital dari level basic hingga advance. Terdapat pula program Kartu Prakerja untuk mengembangkan kompetensi, meningkatkan produktivitas, dan daya saing angkatan kerja serta mengembangkan kewirausahaan yang merupakan program pertama Pemerintah yang sepenuhnya digital. Selain itu, Pemerintah juga terus mendorong digitalisasi UMKM sehingga dapat meningkatkan produktivitas UMKM.
Indonesia juga akan melakukan transformasi ekonomi melalui strategi Making Indonesia 4.0 yang berfokus kepada 7 sektor prioritas yakni makanan dan minuman, tekstil dan pakaian, otomotif, kimia, elektronik, farmasi, dan alat kesehatan. Strategi ini diharapkan dapat mendorong Indonesia menjadi salah satu dari 10 ekonomi terbesar di dunia pada tahun 2030.
Melalui Presidensi G20 Indonesia yang mengusung tema Recover Together, Recover Stronger, Indonesia mendorong pemulihan ekonomi global yang inklusif, kuat, dan berkelanjutan. Presidensi ini untuk menyuarakan kepentingan negara-negara berkembang di dunia dan mengakselerasi pemulihan di sisi kesehatan dan ekonomi.
Pada kesempatan tersebut, Menko Airlangga mengungkapkan harapannya atas masukan dari seluruh pemangku kepentingan, termasuk para akademisi untuk memaksimalkan manfaat Presidensi G20 Indonesia yang diharapkan dapat membantu pemulihan bersama dan pemulihan yang tangguh.
Dalam kesempatan tanya jawab dengan civitas akademika, Menko Airlangga juga menyampaikan bahwa dunia pariwisata diharapkan dapat segera pulih kembali dalam waktu dekat. Kepariwisataan tidak dilakukan hanya dengan business as usual namun harus diikuti juga dengan penyelenggaraan event-event besar.
Menko Airlangga juga mengajak para civitas akademika yang hadir untuk terus meningkatkan koordinasi dan sinergi agar momentum pemulihan dapat terjaga di tahun 2022. Efektivitas penanganan pandemi adalah kunci utama bagi perekonomian untuk bangkit dari pandemi.
“Saya juga berharap perguruan tinggi dapat meningkatkan perannya tidak hanya sebagai tempat pembelajaran, namun juga sebagai pengantar bagi mahasiswa ataupun lulusannya yang ingin berwirausaha dan meningkatkan kemampuan digital,” tutup Menko Airlangga. (*/ima)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: