Indonesia Produsen Besar Kelapa Sawit, DPR: Kenapa Harga Minyak Gorengnya Mahal?

Indonesia Produsen Besar Kelapa Sawit, DPR: Kenapa Harga Minyak Gorengnya Mahal?

Masih tingginya harga minyak goreng curah maupun kemasan di pasaran disikapi anggota Komisi IV DPR RI, Slamet.

Tidak hanya persoalan meroketnya harga minyak goreng di tanah air, sebelumnya juga marak pemberitaan soal pelanggaran HAM dan UU ketenagakerjaan.

Yakni atas pekerja perkebunan kelapa sawit terkait masalah upah yang rendah, jam kerja yang tinggi, hak-hak pekerja wanita, bahkan mempekerjakan anak dibawah umur.

"Semuanya dipastikan demi mengejar ongkos produksi yang murah Di sisi lain, kita mendengar pula hal bermunculannya orang-orang kaya dari bisnis kelapa sawit ini," kata Slamet dikutip, Kamis (25/11).

“Kenapa bisa terjadi kesenjangan yang sangat jauh? Yang satu menjadi sangat kaya, yang lain menderita, bahkan seluruh rakyat menderita, karena harga minyak goreng yang melejit tinggi. Negeri kita berlimpah kelapa sawit tapi kenapa rakyat tidak bisa menikmati dengan harga rendah?" tukasnya.

Ia juga mempertanyakan kehadiran negara. "Bukankah negara ini ada karena adanya warga?" tegasnya.

Sebagaimana kita ketahui perkebunan kelapa sawit marak hadir pasca kebakaran hutan besar-besaran. Hutan eks kebakaran hutan berubah menjadi perkebunan kelapa sawit. Tapi lucunya pemerintah mencari kambing hitam oknum pembakar hutan.

“Jika merasa tidak terlibat semestinya pemerintah melakukan penghutanan kembali untuk mengembalikan habitat aslinya, bukan mengubahnya menjadi perkebunan kelapa sawit,” ucap Slamet.

Industri kelapa sawit yang meningkatkan ekspor Indonesia mempengaruhi konsumsi dalam negeri. Keuntungan dari ekspor lebih menjadi pilihan pengusaha ketimbang harga dalam negeri.

Akibatnya harga minyak goreng yang berasal dari sawit didalam negeri merangkak mengikuti harga minyak sawit dunia.

“Terlebih saat ini harga minyak sawit dunia sedang naik, para penguasa lebih memilih mengekspor produknya dari pada menjual didalam negeri yang harganya lebih rendah," tandasnya. (khf/zul)

Sumber: