Bumi Panas
Keputusannya: saya kira masih akan mengambang.
Di dunia diplomasi internasional, keputusan mengambang itu biasa. Yang penting: dua agenda tersebut masih terus dibicarakan. Itu saja sudah dianggap kemajuan.
Apalagi, setiap negara terlihat terus melangkah maju. Membongkar ratusan PLTU batu bara di Tiongkok itu, misalnya, kemajuan yang sangat besar. Sampai pun Tiongkok kekurangan listrik hari-hari ini.
Masih dibicarakan berarti masih baik. Jangan sampai agenda tersebut dihapus.
Karena itu, gadis Greta mungkin masih harus terus berkibar ke mana-mana. Dia sudah mendapat berbagai penghargaan dunia. Sampai pun gelar doktor honoris causa. Dia juga sudah pidato di PBB. Tiga tahun terakhir nama Greta juga selalu diusulkan untuk menerima hadiah Nobel Perdamaian.
Greta hadir di Glasgow sudah jauh lebih dewasa jika dibandingkan kali pertama mogok sekolah: usia 11 tahun pada 2014. Tiga minggu lamanya Greta mogok sekolah. Dia pilih berdiri di depan parlemen Swedia: memegang poster. Waktu itu Swedia dilanda musim panas yang terburuk. Dalam 200 tahun terakhir. Juga, terjadi kebakaran hutan yang luas.
”Mereka telah mencuri masa depan saya,” katanyi berkali-kali. Setelah mogok tiga minggu itu, Greta terus mogok sepanjang tahun: tiap hari Jumat. Itulah Jumat keramat bagi Swedia. ”Jumat untuk masa depan,” bunyi poster Greta.
Greta sendirian melakukan itu. Secara konsisten. Sesekali temannyi bergabung. Tapi, pemberitaan luas di medsos membuat bermunculan Greta-Greta lain di banyak negara.
Di usia 8 tahun Greta sudah minta ibunyi untuk mengambil langkah konkret: jadi vegetarian. Dan untuk sehari-hari sang ibu diminta naik sepeda saja.
Berikutnya lagi, Anda sudah tahu: Greta minta ibunyi untuk tidak lagi naik pesawat. Sang ibu juga menuruti permintaan itu. Dia begitu sayang pada putri tunggalnyi tersebut. Sang ibu tidak lagi naik pesawat. Dengan risiko, kariernyi sebagai artis sangat terhambat.
”Dia tidak naik pesawat bukan karena cinta lingkungan. Dia terlalu cinta anaknyi,” komentar suaminyi secara berseloroh.
Waktu dia mogok sekolah sambil demo itu, orang tuanyi berusaha mengatasi persoalan anak itu. Greta nurut. Tidak pergi demo. Tapi, juga tidak mau sekolah. Di rumah saja. Dengan wajah yang sangat tidak menyenangkan.
Akhirnya orang tua mendukung demonyi. Termasuk memenuhi permintaannyi.
”Guru saya, sebagai pribadi, mendukung saya. Tapi, sebagai guru, minta agar saya tetap sekolah,” ujar Greta seperti ditulis di berbagai media Barat.
Yang problem adalah: ketika Greta diundang ke New York. Untuk berpidato di PBB. Greta tidak mau naik pesawat. Akhirnya dia naik perahu layar. Lintas benua. Perahu itu dilengkapi solar cell. Untuk memutar turbin penggerak. Greta berangkat dari Pelabuhan Plymouth, Inggris –daratan ”paling dekat” dengan New York.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: