Hati-hati Pak Jokowi, Blok Migas Natuna Timur Bernilai Rp7.112,91 Triliun Rawan Dicaplok China

Hati-hati Pak Jokowi, Blok Migas Natuna Timur Bernilai Rp7.112,91 Triliun Rawan Dicaplok China

Pemerintah diingatkan agar-berhati-hati dan tetap waspada terhadap China yang diduga berusaha mencaplok wilayah migas Indonesia. Yaitu blok Natuna Timur.

Pewringatan itu disampaikan Direktur Eksekutif Indonesia Resources Study (IRESS), Marwan Batubara. Marwan juga menyayangkan sikap pemerintah yang terkesan acuh, ketika wilayah kedaulatan Indonesia di kawasan Natuna, dilecehkan China secara berulang kali.

Marwan mengatakan, dimulai dari masuknya kapal nelayan China, kemudian mulai masuk kapal-kapal perang, hingga terakhir adalah kapal survey laut yang dikawal oleh beberapa kapal perang negeri tirai bambu, mondar mandir di wilayah kedaulatan Indonesia.

Selain sumber daya laut yang dicuri, Marwan juga menyebut potensi migas di wilayah Natuna Timur, sangat rawan untuk dicaplok China.

"Padahal, di samping persoalan teritori dan kedaulatan, agresivitas China di Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) di Laut Natuna Utara juga menyangkut masalah SDA. Pencurian ikan sudah berlangsung lama. Kerugian NKRI ini akan bertambah besar jika cadangan migas Blok Natuna Timur (Blok NT, d/h: Natuna D-Alpha) dicaplok China," ungkap Marwan kepada awak media di Jakarta, Jumat (29/10/2021).

Di samping ingin mengamankan jalur sutra (ekonomi dan perdagangan), China juga diduga terus menargetkan penguasaan Blok NT.

Blok NT sendiri disebut Marwan menyimpan cadangan gas bruto sekitar 222 triliun kaki kubik (triliun cubic feet, TCF). Dengan kandungan karbon dioksida sekitar 72 persen, maka cadangan gas bersih Blok NT sekitar 46 TCF. Blok NT juga menyimpan cadangan minyak sekitar 500 juta barel.

"Secara ekonomi, jika diasumsikan harga gas adalah USD 10 per MMBTU (million/juta British thermal unit), harga minyak USD 75 per barel dan nilai tukar USD /Rp = 14.300, maka nilai ekonomi bruto gas Blok NT adalah: 46.000.000 MMCF x 1000/MMCF x USD 10 x 14.300 = Rp 6.576, 67 triliun. Sedangkan nilai bruto minyak: 500 juta x 75 x 14.300 = Rp 536,25 triliun. Sehingga nilai bruto migas Blok NT adalah: (6.576, 67 + 536,25) = Rp7.112,91 triliun," ungkap Marwan.

Dengan laju ekstraksi terkendali rata-rata 2000 MMSCFD (Million Standard Cubic Feet per Day, atau Juta Standar Kaki Kubik per Hari), dan dialokasikan seluruhnya untuk kebutuhan domestik, maka Blok NT mampu memenuhi kebutuhan gas nasional antara 40-60 tahun.

"Melihat nilai ekonomi dan manfaat besar bagi energi nasional, sangat pantas jika pemerintah berupaya maksimal mempertahan serta segera mengembangkan Blok NT," pungkasnya.

Sebagai informasi saja, kisruh soal Laut Natuna Utara sudah berlangsung lama. Klaim sepihak, unilateral claim, China menyatakan wilayah tersebut sebagai traditional fishing ground.

Hal ini diwujudkan dalam teritori “Nine Dash Line” (sembilan garis putus-putus) yang mencaplok sekitar 83.000 km2 wilayah yurisdiksi Indonesia (30 persen luas perairan Natuna), termasuk Blok NT. Klaim sepihak ini membuat China berseteru juga dengan Malaysia, Filipina dan Vietnam.

Ternyata sebagai peserta UNCLOS 1982 (United Nations Convention on the Law of the Sea, Konvensi PBB tentang Hukum Laut) sejak 1996, China tidak menghormati hak berdaulat Indonesia.

Aktivitas riset kapal asing di ZEE Indonesia merupakan tindakan ilegal jika dilakukan tanpa izin pemerintah Indonesia. Hal ini melanggar hak berdaulat seperti diatur dalam UNCLOS 1982 Pasal 56 ayat 1, Pasal 240, 244 dan 246, dan UU No.5/1983 Pasal 7 yang mengatur tentang kegiatan penelitian ilmiah di ZEE. (git/zul)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: