Sindir Sri Mulyani soal Hutang Negara, Rizal Ramli: Makin Ngawur, Ngeles kok Kebangetan
Ekonom senior DR. Rizal Ramli merasa tergelitik dengan pernyataan yang diungkapkan Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani. Secara tersirat, Menkeu menyebut hutang pemerintah saat ini menumpuk, karena warisan masa lalu.
“Makin ngawur, ngeles kok kebangetan,” tutur Menko Perekonomian era Presiden Gus Dur itu kepada redaksi, Kamis (28/10).
Rizal Ramli menjelaskan bahwa dalam tradisi demokrasi, pemerintah yang baru terpilih hanya boleh menyalahkan kebijakan pemerintahan sebelumnya maksimal hingga 6 bulan berkuasa.
Setelah periode tersebut, maka pemerintahan baru tidak bisa menyalahkan pendahulu. Sebab, mereka sudah punya kuasa untuk bisa menyelesaikan masalah bangsa.
“Jadi Anda punya kuasa kok untuk benahi! Malah tambah hutang gila-gilaan,” tutupnya.
Sri Mulyani mengurai bahwa lonjakan hutang Indonesia tidak terjadi begitu saja. Hutang sudah parah sejak puluhan tahun lalu, dan memburuk saat krisis moneter tahun 1997 hingga 1998 silam.
“Waktu ada krisis 1997-1998 dengan adanya bail out, makanya hutang kita (negara) sangat tinggi karena obligasi. Jadi ujung-ujungnya adalah beban negara,” jelasnya.
Sri Mulyani mengatakan, beberapa negara saat ini masih berjibaku menghadapi ganasnya varian delta. Mulai Eropa, Singapura, Vietnam hingga China yang baru saja mengumumkan kembali adanya pengetatan mobilitas masyarakat.
Sementara itu persoalan rantai pasok global yang dipicu oleh adanya krisis energi juga menjadi perhatian banyak negara. Efeknya akan terlihat pada lonjakan inflasi. Seperti Amerika Serikat yang mengalami inflasi hingga 5 persen.
"Ini tinggi untuk ukuran ekonomi AS. Uni Eropa juga mengalami tren yang sama," ungkap Sri Mulyani.
Bendahara negara itu juga mengungkap, Lembaga Internasional seperti IMF dan OECD menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global di tahun 2021. Di mana masing-masing kini memperkirakan 5,9 persen dan 5,7 persen.(rmol/zul)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: