Kemungkinan Gelombang Baru, Luhut Panjaitan Kembali Umumkan Perpanjangan PPKM hingga Oktober 2021

Kemungkinan Gelombang Baru, Luhut Panjaitan Kembali Umumkan Perpanjangan PPKM hingga Oktober 2021

Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan dalam jumpa pers, Senin (20/9) menyatakan hal penting terkait penanganan Covid-19.

Menurutnya, pemerintah kembali memperpanjang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Jawa dan Bali hingga 4 Oktober 2021.

“Dalam arahan yang diberikan oleh presiden dalam Rapat Terbatas hari ini diputuskan bahwa dengan melihat perkembangan yang ada, maka perubahan PPKM Level diberlakukan selama 2 minggu untuk Jawa-Bali,” ungkap Luhut Binsar dikutip dari JPNN.

Menurut koordinator PPKM Jawa-Bali itu, evaluasi tetap dilakukan setiap minggunya untuk mengantisipasi perubahan-perubahan yang terjadi begitu cepat.

“Kami di kabinet juga sudah diminta mengantisipasi kemungkinan terjadi gelombang baru ke depan,” kata Luhut Binsar 

Luhut Binsar menjelaskan, berdasarkan salah satu studi di scientific report berjudul “Multiwave pandemic dynamics explained: how to tame the next wave of infectious diseases”, kunci menahan gelombang baru adalah mengendalikan jumlah kasus pada masa strolling (ketika kasus sedang rendah).

Luhut menjelaskan dalam studi tersebut, jumlah kasus disarankan ditahan pada tingkat 10 kasus per juta penduduk per hari atau dalam kasus Indonesia di sekitar 2.700 atau 3.000an kasus.

“Saya yakin kita bisa mengendalikan kasus pada angka tersebut dan kuncinya adalah 3T, 3M, serta penggunaan Peduli Lindungi,” ungkap dia.

Luhut menyebutkan, dalam pelaksanaan PPKM, meski jumlah kasus sudah turun signifikan, tetapi jumlah testing terus mengalami peningkatan sehingga Positivity Rate mampu diturunkan hingga di bawah standar WHO sebesar lima persen.

Saat ini angka positivity rate Indonesia berada di bawah dua persen. Hal ini lagi-lagi mengindikasikan penanganan pandemi yang sudah berjalan baik dan sesuai acuan.

Selain itu, kata Luhut Binsar, jumlah yang ditracing dari hari ke hari juga terus meningkat.

“Saat ini proporsi kabupaten kota di Jawa Bali dengan tingkat tracing di bawah 5 hanya sebesar 36 persen dari total. Ke depan, testing, tracing, dikombinasikan dengan isolasi terpusat menjadi bagian penting untuk mengidentifikasi secara dini potensi penyebaran kasus Covid-19,” tegas Luhut Binsar. (jpnn/fajar/ima)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: