Muhammad Kace Pernah Nyantri di Sekitar Pangandaran, Diduga Berubah Keyakinan Usai Istrinya Jadi TKW ke Arab
YouTuber Muhammad Kece ternyata mempunyai nama lain Muhammad Kace. Dia bernama asli Kosman bin Suned, kelahiran Dusun Burujul Desa Limusgede Kecamatan Cimerak Kabupaten Pangandaran.
“Saya teman sekolah Kosman,” ujar Kepala Desa Limusgede, Asep Saipudin yang juga teman M Kace sejak kecil kepada Radar Pangandaran (jaringan radartegal.com), akhir pekan lalu.
Kosman adalah nama asli Kace di desa itu. “Sampai SMP saya masih bersamanya,” ujar Asep lagi.
Ayah Kosman adalah kepala dusun di situ, yang juga mempunyai kebun kopi. Kosman sudah dibelikan sepeda motor ketika SMP, bahkan dia satu-satunya murid SMP yang mempunyai sepeda motor saat itu.
“Kelas 2 SMP Kosman berhenti sekolah. Saya tidak tahu penyebabnya,” ujar Asep.
Sejak saat itulah Kosman pindah ke Pondok Pesantren Nurul Huda, yang berjarak sekitar 10 kilometer dari desanya. Di Nurul Huda ini pulalah Kosman mondok, belajar agama, dan membaca kitab kuning seperti kitab Jurumiyah.
Kosman dikabarkan hanya setahun mondok di Nurul Huda. Kebiasaan yang dia suka di pesantren adalah salawatan.
Tidak lama setelah keluar dari Nurul Huda, Kace kawin dengan gadis yang juga mantan santriwati Nurul Huda sekitar 1986 silam. Belum jelas apa pekerjaan Kace setelah memutuskan menikah.
Setelah mempunya dua anak, sang istri lalu menjadi TKW ke Arab Saudi. Di duga saat inilah, Kace kemudian menjadi misionaris yang lantas menjadi sorotan pemuka agama Islam di sana.
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pangandaran, H Otong Aminudin mengakui melihat ada berita ditangkapnya Muhammad Kace oleh polisi, setelah sang ulama menonton TV usai salat Jumat, Jumat (27/8) lalu.
“Orang itu penduduk tetangga desa kita,” ujar Otong kepada wartawan Radar Pangandaran.
Otong pun menceritakan bagaimana awal mulanya dia mengenal Kace. Otong bersama warga desa sekitar itu pernah ”mengusir” Kace. “Tahun 1997 atau 1998. Sebelum moneter-moneter itu,” ujar Otong.
Otong pun mengakui ikut ”mengusir” Kace yang disebutnya ”bikin masalah” dan mulai banyak warga desa yang berpindah agama. “Sudah ada sekitar 25 orang,” ujar Otong.
“Ia bikin masalah terus,” lanjut Otong singkat seperti yang dikutip dari disway.id.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: