Ngabalin Tak Marah Dijuluki Raja Penjilat untuk Selamatkan Bangsa dan Negara, Said Didu: Apa Akan Dibuat Taman

Ngabalin Tak Marah Dijuluki Raja Penjilat untuk Selamatkan Bangsa dan Negara, Said Didu: Apa Akan Dibuat Taman

Pernyataan Tenaga Ahli Kantor Staf Presiden (KSP), Ali Mochtar Ngabalin yang mengaku tak marah dijuluki king of penjilat atau raja penjilat, ditanggapi Mantan Sekretaris BUMN, Muhammad Said Didu.

Said Didu membagikan tautan berita berjudul “Ngabalin Cerita Dibikin Meme King of Penjilat, Sama Sekali Tak Masalah”. Ia mempertanyakan di mana raja penjilat akan dimakamkan saat meninggal dunia kelak.

“Menyelamatkan bangsa dan generasi itu biasanya jadi pahlawan dan dimakamkan di taman makam pahlawan. Apa akan dibuat taman makam penjilat?,” kata Said Didu, dikutip dari akun Twitter miliknya, @msaid_didu, Senin (23/8)·

Sebelumnya, Ngabalin menegaskan tak masalah dia dijuluki raja penjilat demi menyelamatkan bangsa dan negara.

“Saya pun tidak keberatan ya, ada sekarang juga mereka membuat meme, kemudian membuat lidah saya yang panjang, katanya king of raja penjilat,” kata Ngabalin kepada wartawan, Minggu (22/8), seperti yang dikutip dari PojokSatu.id.

Ngabalian menyampaikan hal tersebut saat dimintai tanggapannya soal mural Ngabalin 504 Error yang beredar di media sosial. Ngabalin menegaskan dia sama sekali tidak marah. Ia rela dituduh sebagai raja penjilat demi menyelamatkan bangsa dan negara.

“Tidak apa-apa, saya menjilat untuk menyelamatkan bangsa dan negara. Saya menjilat untuk menyelamatkan generasiku,” tegas Ngabalin.

Mantan Anggota DPR ini mengaku tak mempermasalahkan serangan-serangan seperti mural dan meme yang ditujukan kepadanya.

“Saya tidak akan berhenti dan saya tidak akan capek dan saya tidak akan takut kepada siapa pun untuk terus berteriak mendorong pemerintah,” tegas Ngabalin.

Ngabalin mengingatkan umat Islam agar mewaspadai bahaya intoleran dan gerakan radikalisme di Tanah Air. Melalui akun Twitternya, @AliNgabalinNew meminta masyarakat Indonesia menjadikan Taliban yang menguasai Afghanistan sebagai sebuah pelajaran.

“Waspada kelompok intoleran, kelompok radikal berkedok Islam Kaffah. Jadikan peristiwa brutalnya Taliban sebagai pelajaran penting, jangan sekali-kali kita lengah,” tandas Ngabalin. (one/zul)

Sumber: