Taliban Menang, Belajar dari Kejatuhan Pemerintahan Korup Afghanistan dan Vietnam Selatan

Taliban Menang, Belajar dari Kejatuhan Pemerintahan Korup Afghanistan dan Vietnam Selatan

Tentara Vietnam Selatan yang di dukung tentara Amerika dengan pangkalan militer modern, persenjataan lengkap, dilatih di akademi militer, dan  berseragam keren lari terbirit-birit kalah oleh milisi Vietcong dan tentara Utara yang kurus kurus, lusuh, bersandal jepit, berpakaian seadanya tapi berjiwa pejuang. Sementara lawannya yang berjiwa pecundang mengklaim dirinya sebagai tentara profesional. 

Pertanyaannya, kenapa pemerintah Afghanistan dan Vietnam Selatan yang didukung tentaranya yang nampak gagah, mewah, seragam yang berwibawa itu ternyata rapuh dan menyerah kepada tentara atau milisi yang berpakaian lusuh? 

Tentu banyak analisa untuk menjawabnya. Tapi ada satu hal yang amat menarik yang perlu kita jadikan pelajaran bersama, yaitu mereka sudah bermental kalah sebelum benar benar di kalahkan, yang dibarengi dengan mental dan praktik korupsi. 

Pemerintah Afghanistan dan Vietnam Selatan dikuasai oleh mereka yang suka hidup mewah, bermental (akan) kalah, dan doyan korupsi. Para petingginya sibuk korupsi mengumpulkan kekayaan sebanyak banyaknya sebagai bekal untuk lari ke luar negeri bila pemerintahannya jatuh ketangan lawan.

Tidak punya mental (akan) menang. Bahkan jauh jauh hari para petinggi di kedua negara tsb sudah mengirimkan keluarganya ke luar negeri khususnya ke US, antisipasi kejatuhan pemerintahnya. Mereka juga sudah menyimpan uang jarahannya ke luar negeri. 

Para birokrat, sipil maupun militer, di kedua negeri itu memang suka kemewahan, bermental korup, pecundang dan keok. Karena itu pemerintahannya sebenarnya rapuh.  Tidak bisa di harapkan untuk membela negaranya sendiri. Pecundang pantas kalah dari pejuang. (*)

Sumber: