Tarif Tes PCR Jawa-Bali Maksimal Rp495 Ribu, Luar Jawa-Bali Rp525 Ribu

Tarif Tes PCR Jawa-Bali Maksimal Rp495 Ribu, Luar Jawa-Bali Rp525 Ribu

Presiden Joko Widodo meminta Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menurunkan harga tes PCR (Polymerase Chain Reaction). Permintaan presiden langsung disanggupi.

Kini tarif batas tertinggi tes PCR untuk Jawa-Bali adalah Rp495 ribu. Sementara, luar Jawa-Bali Rp525 ribu.

"Harga resmi itu diputuskan berdasarkan hasil evaluasi. Penurunan batas tarif tertinggi itu berdasarkan evaluasi Kemenkes bersama Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Kemudian sepakati batas tertinggi pemeriksaan Real Time PCR. Harga baru ini akan berlaku mulai besok Selasa (17/8)," kata Dirjen Pelayanan Kesehatan Abdul Kadir di Jakarta, Senin (16/8).

Selain itu, hasil tes PCR juga diminta dapat dikeluarkan dalam waktu 1x24 jam. Kemenkes meminta semua fasilitas kesehatan dapat mematuhi batas tarif tertinggi dan durasi pemeriksaan tersebut.

"Pemeriksaan PCR dengan menggunakan besaran tarif tertinggi tersebut dikeluarkan dengan durasi maksimal 1x24 jam dari pengambilan swab pada pemeriksaan RT-PCR," imbuhnya.

Kemenkes meminta semua Dinas Kesehatan untuk melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pemberlakuan batas tarif tertinggi. "Evaluasi batas tarif tertinggi pemeriksaan RT-PCR ini akan ditinjau ulang sesuai dengan kebutuhan di kemudian hari," tutup Abdul.

Sementara itu, Pemerintah mengklaim kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang diterapkan beberapa waktu terakhir berhasil menurunkan tingkat keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) di rumah sakit.

Selain terlihat di seluruh provinsi di Pulau Jawa, penurunan BOR juga tampak secara nasional. Presiden Joko Widodo dalam keterangannya di Istana Merdeka, Jakarta, Minggu (16/8)mengatakan, BOR di Jakarta sudah berada di kisaran 29,4 persen.

Sementara Di Jawa Barat 32 persen, di Jawa Tengah 38,3 persen, di Jawa Timur 52,3 persen, di Banten 33,4 persen, dan di Daerah Istimewa Yogyakarta 54,7 persen.

“Juga BOR di Wisma Atlet yang juga sudah turun di angka 19,64 persen. Secara nasional, BOR nasional kita berada di angka 48,14 persen,” tambahnya.

Jokowi meminta agar vaksinasi Covid-19 harian terus dipercepat. Menurut mantan Wali Kota Solo ini, saat ini vaksinasi harian secara nasional telah mencapai 1,6 juta suntikan dalam satu hari pada puncaknya.

Ia juga meminta untuk dilakukan isolasi terpusat yang memegang peranan penting dalam mengendalikan penyebaran Covid-19. Demikian juga dengan pengetesan dan penelusuran kasus konfirmasi positif Covid-19 yang diminta untuk terus ditingkatkan.

“Seminggu terakhir, saya melihat angka testing kita berkisar di antara 130 ribu sampai 140 ribu dan untuk indikator tracing kita di antara 5 sampai 7. Meskipun ini masih berada di kategori sedang, tetapi saya patut mengapresiasi karena ada peningkatan,” ungkapnya.

“Testing harus terus diperbanyak agar kita mengetahui mereka yang terpapar sehingga segera bisa ditangani dan tidak menularkan kepada orang lain,” tandasnya. (khf/rh/zul/fin)

Sumber: