Prof Jimly Ikut Buka Suara soal Baliho Puan Maharani yang Direspons Negatif: Kalau Pribadi Tak Perlu Dipermasa

Prof Jimly Ikut Buka Suara soal Baliho Puan Maharani yang Direspons Negatif: Kalau Pribadi Tak Perlu Dipermasa

Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Prof Jimly Asshiddiqie angkat bicara terkait hebohnya baliho Puan Maharani yang kian masif.

Menurut Jimly, seharusnya baliho-baliho pribadi tidak perlu disoal, kecuali kalau pakai anggaran negara.

“Mestinya baliho-baliho pribadi seperti ini tidak perlu dimasalahkan, kecuali kalo pakai anggaran APBN,” cuit Jimly Asshiddiqie di akun Twitter pribadinya, @JimlyAs sebagaimana dikutip dari Fajar.co.id, Senin (16/8). 

Namun, jika baliho tersebut dibiayai dengan dana pribadi atau partai sendiri, sifatnya sah-sah saja. Tidak perlu diributkan.

“Kalau dibiayai pribadi atau oleh parpol sendiri, kan boleh- saja,” tegasnya.

Ratusan baliho bergambar wajah Ketua DPR RI Puan Maharani menghiasi jalan-jalan protokol di hampir semua kota seantero negeri.

Bentuknya seragam. Bahkan foto, tulisan dan pilihan huruf pun sama. “Kepak Sayap Kebhinnekaan”. Demikian isi pesan billboard tersebut.

Foto petinggi PDI Perjuangan itu pun tampak anggun khas Indonesia, berbalut kebaya merah dan rambutnya disanggul.

Baliho ini menuai sorotan tajam masyarakat. Ada yang menyebut elite di negeri ini tidak memiliki empati terhadap rakyat yang dilanda kesulitan ekonomi dan krisis kesehatan akibat pandemi.

Ada pula yang mempermasalahkan bahwa biaya baliho tersebut semata-mata hanya untuk promosi menuju pemilihan presiden 2024.

Pengamat politik, Philipus Ngorang menilai bahwa respons negatif dari warganet perihal baliho Puan dapat dimaklumi.

“Masih banyak rakyat yang kesusahan saat ini, tidak perlu pasang baliho dulu,” ungkapnya.

Pengajar di Institut Bisnis dan Informatika Kwik Kian Gie itu pun memberikan saran kepada Puan untuk mambuat elektabilitasnya bisa moncer.

Hal tersebut adalah memperbaiki kinerjanya sebagai pejabat pemerintahan.

Sumber: