Siapkan 3 Pilar untuk Indonesia Tahun 2045, Airlangga Hartarto Sebut Partai Golkar Mampu Adaptasi
Sebagai salah satu partai politik yang menjadi pilar demokrasi di negara kita, Partai Golkar selalu berkomitmen untuk menjaga dan mempertahankan demokrasi di negara yang kita cintai.
Hal ini sesuai dengan Pidato Kebangsaan tentang Demokrasi, Kebangsaan dan Kesejahteraan Menjelang Hut CSIS ke-50 yang disampaikan Ketua Umum DPP Partai Golkar Dr Ir H. Airlangga Hartarto MM MBA.
Menurutnya, konsolidasi demokrasi harus ditingkatkan kualitasnya. Sebab, negara kita telah diakui dunia sebagai negara berpenduduk muslim terbesar dunia yang menerapkan demokrasi.
"Hal itu menunjukkan bahwa Islam dan demokrasi telah memiliki kompatibilitasnya sebagaimana praktek demokrasi di Indonesia” tuturnya
Lebih lanjut, Airlangga mengungkapkan bahwa Partai Golkar juga mampu melakukan adaptasi terhadap berbagai dinamika dan perubahan dalam berbagai bidang, politik, ekonomi, sosial, budaya dan kemajuan teknologi.
“Digitalisasi dan penggunaan big data menjadi bagian dari keniscayaan dalam berbagai aspek kehidupan, terutama dalam bidang ekonomi,” pungkasnya.
Partai Golkar Menyiapkan 3 Pilar
Bersiap menghadapi tahun 2045, Airlangga Hartarto mengatakan, kita harus menghadapi berbagai tantangan atau mega trend untuk mewujudkan kesejahteraan, antara lain perubahan iklim dan menipisnya sumber daya, perkembangan demografi (dan aging), urbanisasi, inovasi teknologi (digital) dan revolusi industri 4.0; dan kesempatan dan ketimpangan (ekonomi dan akses).
Selanjutnya, mega trend tersebut menjadi faktor yang cukup penting untuk menggerakkan perubahan masyarakat, mempengaruhi banyak hal dimana pembuat kebijakan harus melakukan respon yang tepat.
"Apa yang harus kita kerjakan dari mulai sekarang untuk 2045 nanti?"
Airlangga Hartarto menuturkan, ada tiga pilar yang harus menjadi perhatian.
“Pertama, pembangunan manusia dan penguasaan teknologi. Kedua, pembangunan ekonomi yang berbasis kepada global value chain, peningkatan produktivitas, pengembangan blue economy, green economy dan circular economy yang mendorong pembangunan berkelanjutan secara inklusif. Yang ketiga, yang tak kalah pentingnya, adalah membangun ketahanan kohesi sosial dan tenun kebangsaan,” tambahnya.
“Hal di atas adalah merupakan prasyarat agar di tengah kita mencapai target visi 2045,” tutupnya. (*/ima)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: