Sinovac Lebih Mahal dari AstraZeneca, Presiden Disarankan Minta Bantuan Rizal Ramli untuk Renegosiasi
Kritik soal pilihan membeli vaksin Sinovac dilontarkan Komite Eksekutif Koalisi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) Gde Siriana Yusuf.
Bahkan Gde mendorong ada badan audit khusus anggaran vaksinasi sebanyak Rp10 triliun yang dicairkan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (SMI).
Kekhawatiran Gde Siriana terhadap penggunaan anggaran Rp10 triliun untuk membeli 53,9 juta dosis vaksin karena melihat nilai yang dikeluarkan tidak sedikit.
Hitung-hitungan Gde Siriana, harga vaksin AstraZeneca jauh lebih murah dari Sinovac, yakni sebesar 3-4 dolar Amerika Serikat atau setara Rp43.222 hingga Rp57.620 saja per dosisnya (kurs Rp14.479 per dolar Amerika Serikat).
Dijelaskan Gde Siriana, ada anggaran sejumlah Rp633,8 miliar untuk tiga juta dosis vaksin Sinovac yang tiba pada akhir 2020 lalu. Dari situ, ia mengkalkulasi harga per satu dosis vaksin Sinovac adalah Rp211.267.
Kritikan soal keputusan Presiden Joko Widodo membeli vaksin Sinovac terus mengalir.
Dosen Universitas Katolik Santo Thomas di Medan, Henrykus Sihaloho mulanya mepertanyakan alasan Jokowi membeli vaksin yang lebih mahal dari vaksin AstraZeneca.
Henrykus kemudian menyarankan agar Jokowi meminta bantuan pada Ekonom Senior Rizal Ramli untuk melakukan renengosiasi harga vaksin. Kata Henrikus, targetnya minimal harga vaksin Sinovac sama dengan harga AstraZeneca.
"Pak Jokowi bisa minta Pak Rizal Ramli yang akan pakai senjata Trisakti merenegosiasi harga vaksin minimal seharga AstraZeneca seraya ingatkan China jangan bisnis vaksin di masa pandemi," demikian kata Henrykus dikutip dari Kantor Berita Politik RMOL.
Minggu lalu Henrykus meminta pemerintahan Jokowi menindaklanjuti dua orang yakni Carina Citra Dewi Joe dan Indra Rudiansyah.
Mereka merupakan dua peneliti asal Indonesia yang ikut dalam pengembangan vaksin Covid-19 buatan AstraZeneca
Henrykus menyarankan Presiden Joko Widodo untuk segera bertindak demi mendapatkan vaksin itu dalam jumlah yang cukup.
Selain karena ada keterlibatan WNI, vaksin Covid-19 buatan AstraZeneca juga kerap disebutkan memiliki efikasi yang lebih tinggi dari vaksin Sinovac buatan China yang banyak digunakan di tanah air.
“Mengapa kita membeli vaksin yang jauh lebih mahal tetapi memiliki efikasi yang rendah?” tanya Henrykus dalam perbincangan, Minggu pagi (1/8). (rmol.id/ima)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: