Malaysia dan Thailand Stop Pengunaan Sinovac, kok Indonesia Masih Terus Membelinya?
Sikap pemerintah yang terus mengimpor vaksin Sinovac dikritisi. Padahal beberapa negara seperti Malaysia dan Thailand sudah menghentikan penggunaan Sinovac dan beralih ke vaksin yang efikasinya lebih baik.
Bahkan China sebagai produsen Sinovac diketahui memborong vaksin Pfizer buatan Amerika. WHO menyebutkan efikasi vaksin Sinovac hanya 51 persen.
Sementara BPOM menyebut 65 persen. Angka tersebut lebih kecil dibanding efikasi vaksin merek lain.
Anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto meminta pemerintah menghentikan impor bahan baku vaksin Sinovac. Sampai ada hasil evaluasi efektivitas penggunaan vaksin buatan China itu secara menyeluruh.
"Jadi sangat wajar kalau kita meragukan efektivitas vaksin Sinovac tersebut. Secara ekonomi ini tidak optimal dengan anggaran yang kita gelontorkan untuk mengimpor vaksin. Jadi, pemerintah perlu segera menyetop impor vaksin ini," kata Mulyanto, lewat leterangan resminya.
Ia menambahkan pemerintah jangan tergantung dan mengandalkan satu merek vaksin. Sementara di dunia tersedia pilihan merek vaksin yang lebih baik.
Jangan terkesan pemerintah tunduk pada kepentingan pihak tertentu dalam hal pembelian vaksin ini. Sebelumnya, diberitakan Pemerintah China memborong vaksin Pfizer buatan Amerika untuk keperluan vaksinasi rakyatnya.
Kebijakan ini menimbulkan pertanyaan, apakah Pemerintah China sendiri meragukan kemampuan vaksin produksi dalam negeri mereka?
Setidaknya Malaysia dan Thailand akan menghentikan penggunaan Sinovac bila persediaan habis, selanjutnya akan menggunakan vaksin merek lain untuk kelanjutan program vaksinasi di negara mereka.
"Kita harus evaluasi vaksin Sinovac ini secara serius, karena faktanya efikasi vaksin ini menurut WHO hanya 51 persen dan hasil Uji BPOM hanya 65 persen. Jadi wajar kalau kita minta pemerintah mengganti vaksin Sinovac ini dengan jenis vaksin yang efikasinya lebih tinggi," tandas Mulyanto. (khf/zul/fin)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: