Bukan 0,15%, Serapan Anggaran Covid Jateng Sudah 17,28%, Ganjar: Ini Penting untuk Clearence

Bukan 0,15%, Serapan Anggaran Covid Jateng Sudah 17,28%, Ganjar: Ini Penting untuk Clearence

Hingga 22 Juli, serapan anggaran Covid-19 di Jawa Tengah sudah mencapai 15,65 persen dan update hingga 24 Juli telah mencapai 17,28 persen.

Hal ini ditegaskan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo yang memastikan serapan anggaran Covid Jateng bukan 0,15 persen seperti yang beredar di media. 

“Ini penting untuk clearence, karena kemarin bully sudah terjadi, hoaks sudah terjadi orang bertanya, saya jelaskan. Ada media yg nulis, sayangnya tidak wawancara saya, maka ini banyak yang bertanya saya kasih data ini,” kata Ganjar, Sabtu (24/7).

Berdasarkan amanat refocusing pemerintah pusat, anggaran 8 persen dari DAU Jateng berjumlah Rp283 miliar yang terinci untuk 5 item penganggaran. Yakni penanganan Covid, dukungan vaksinasi, dukungan pada kelurahan, insentif tenaga kesehatan, dan belanja kesehatan lainnya.

Total serapan anggaran sampai hari ini telah mencapai Rp49,040.562.303 atau 17,28 persen. Di antaranya ialah pemberian insentif untuk tenaga kesehatan yang sudah cair Rp39.895.216.303 atau 66,31 persen.

“Dukungan vaksinasi sudah relatif berjalan, untuk desa kelurahan juga sudah berjalan,” katanya.

Angka 17 persen itu pun catatan yang sudah melakukan pembayaran. Sedangkan ada beberapa kegiatan yang sudah berjalan atau proses pengadaan. 

“Karena semua masih berjalan, kita beli peralatan, kita beli alat whole genome sequencing kita perlu waktu, kalau barangnya datang kita bayar. Kita juga menyiapkan beli ambulans, peralatan kesehatan sesuai kebutuhan dan perkembangan. Ini sudah kita order semua, barang datang kita bayar dan saya minta lakukan percepatan,” tegasnya.

Percepatan itu termasuk dalam proses administrasi di Inspektorat. Sebab pengadaan barang dan pembelanjaan anggaran di Pemprov Jateng harus didahului pemeriksaan Inspektorat. 

“Karena sebelum dibelanjakan dalam konteks darurat ini memang harus direview oleh Inspektorat semuanya. Saya minta harus dipercepat,” tegasnya.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Jateng Prasetyo Aribowo mengatakan, rencana pembelanjaan DAU mengalami perubahan berdasarkan perkembangan di lapangan.

“Pada awal Juli, angka itu kita reassesment ulang penggunaannya, karena waktu itu kita tidak tahu varian delta demikian cepat. Sehingga beberapa kita tunda, misalnya pelatihan bintek untuk promosi kesehatan kita tunda karena kita fokus untuk Covid,” katanya.

Serapan anggaran, lanjut Prasetyo, akan terus bertambah karena sudah ada rencana-rencana pembelanjaan. Misalnya untuk pembelian reagen dalam rangka peningkatan testing dan tracing. Serta dukungan fasilitasi untuk rumah sakit darurat. 

Di lain pihak, penanganan Covid di Jateng sebenarnya tidak hanya mengndalkan anggaran refocusing DAU. Namun juga memanfaatkan dana dari CSR perusahaan. 

Sumber: