Hewan Kurban Terbesar di Kabupaten Tegal Seberat 1,2 Ton, Harganya Bikin Geleng-geleng

Hewan Kurban Terbesar di Kabupaten Tegal Seberat 1,2 Ton, Harganya Bikin Geleng-geleng

Hewan kurban ini diklaim terbesar di Kabupaten Tegal. Hewan sapi ini beratnya 1,2 ton. Sedangkan jumlahnya sebanyak 8 ekor. Sapi jenis simental itu dibeli warga RT 17 RW 03 Desa Tembok Kidul Kecamatan Adiwerna Kabupaten Tegal senilai Rp100 juta per ekor. 

Mereka membelinya di peternak sapi di Mojokerto, Jawa Timur.

"Sapinya dibawa ke sini (Tegal) menggunakan truk fuso. Baru datang kemarin," kata Ketua Panitia Qurban Masjid Jami Al Haq Desa Tembok Kidul, Taufik Hidayat, Rabu (21/7).

Selain sapi, warga di RT 17 itu juga berkurban kambing. Jumlahnya sebanyak 10 ekor. Menurut Taufik, tahun ini jumlah hewan kurban di kampungnya lebih sedikit dibandingkan tahun lalu yang mencapai 9 ekor sapi. Namun, tahun ini tonasenya lebih besar. 

"Warga beli hewan kurbannya dengan cara menabung. Jadi, setiap minggu mereka menabung semampunya. Tidak dibatasi. Di tahun ini, tabungannya terkumpul lebih dari Rp400 juta," ujarnya.

Panitia kurban lainnya, Ofa Hanani menjelaskan, untuk pembagian daging hewan kurban ini dilakukan mendasari aturan dari pemerintah. Petugas akan mendatangi rumah warga dengan menerapkan protokol kesehatan. Memakai masker dan baju lengan panjang. 

Sedangkan warga dari luar RT, akan diambil sendiri oleh beberapa orang perwakilan. Mereka sebelumnya sudah mengajukan permohonan daging hewan kurban melalui proposal. Setiap proposal untuk 30 bungkus. Sedangkan proposal yang masuk sebanyak 60. Tiap bungkus berisi 7 ons. Adapun, untuk masing-masing warga RT 17 mendapatkan 3 kilogram setiap bungkusnya.

"Untuk warga luar, kami menyediakam sekitar 1800 bungkus. Dan kalau warga kita sendiri (RT 17) hanya 60 orang," ujarnya.

Dia mengemukakan, 8 ekor sapi dan 10 ekor kambing itu merupakan kurban dari warga RT 17 RW 03. Jumlah warga di RT tersebut sekitar 60 kepala keluarga (KK). Seluruh warga rutin berkurban setiap Hari Raya Iduladha. Profesi warga beragam. Ada yang menjadi pengusaha konveksi, kuliner dan pedagang sembako.

"Tapi mayoritas usaha konveksi," ucapnya.

Ketua Masjid Jami Al Haq Desa Tembok Kidul H Jamali menambahkan, hewan kurban itu baru dipotong pada Rabu pagi (21/7). Selama proses pemotongan berjalan lancar. Semua panitia wajib menerapkan protokol kesehatan. 

"Kami selalu memakai masker dan jaga jarak, ini untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19," imbuhnya. (yer/ima)

Sumber: