Media Asing Kritik Vaksin Sinovac, Pengamat: Jangan-jangan Ada Barter di Belakang Ini Semua
Pemerintah diminta membuka ke publik perihal sosok ahli di belakang penggunaan vaksin Sinovac di Indonesia. Jangan-jangan ada barter?
Pengamat politik dan hukum Unas, Saiful Anam meminta, Pemerintahan Joko Widodo-Ma’ruf Amin harus membuka kepada publik sosok ahli di belakang penggunaan vaksin Sinovac yang berujung kritik media asing.
Media asing itu tidak percaya terhadap vaksin buatan China, karena penyebaran Covid-19 di Indonesia semakin massif. Bahkan tetap membuat orang yang sudah divaksin juga terpapar Covid-19.
Begitu tanggapan pakar politik dan hukum Universitas Nasional (Unas), Saiful Anam atas adanya pemberitaan media asing yang menjadikan Indonesia sebagai contoh dalam penggunaan vaksin Sinovac.
“Saya kira Istana Negara harus membuka kepada publik siapa ahli di belakang vaksin Sinovac, jangan-jangan ada permainan mafia vaksin di belakang ahli yang merekomendasikan vaksin Sinovac di Indonesia,” ujar Saiful kepada Kantor Berita Politik RMOL (Group Pojoksatu.id), Minggu (11/7).
Saiful curiga adanya jaringan Istana yang terlibat dalam mendorong penggunaan vaksin Sinovac di Indonesia.
“Tentu kalau hal tersebut betul, maka saya kira KPK wajib untuk melakukan penyelidikan dalam pengadaan vaksin Sinovac di Indonesia,” kata Saiful.
Saiful kembali meminta pemerintahan Jokowi untuk memberikan penjelasan kepada publik secara terang benderang alasannya menggunakan vaksin Sinovac.
Yang secara nyata tidak digunakan oleh negara lain karena dianggap tidak efektif.
Saiful mempertanyakan adanya dugaan keterkaitan China sebagai provider Sinovac dengan mudahnya tenaga kerja asing (TKA) asal negeri tersebut masuk ke Indonesia.
“Jangan-jangan ada barter di belakang ini semua, yakni misalnya Indonesia harus memakai vaksin Sinovac, tapi proyek sampai TKA dapat dengan mudah beroperasi dan keluar masuk ke Indonesia,” katanya.
“Kalau benar yang demikian maka tentu sangat membahayakan bagi Indonesia,” pungkas Saiful. (rmol/zul)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: