Istri dan Anaknya Tewas Dibunuh Pengantar Galon, sang Suami Sempat Periksa Nadi

Istri dan Anaknya Tewas Dibunuh Pengantar Galon, sang Suami Sempat Periksa Nadi

Sebagai seorang suami, Ashari tentu sangat terpukul. Pria berusia 25 tahun itu ditinggal pergi untuk selama-lamanya oleh istri dan buah hatinya yang dibunuh pria bejat pengantar galon.

Peristiwa pertumpahan darah yang terjadi di keluarga kecilnya sudah menewaskan orang-orang kesayangannya.

Istri dan satu anaknya tewas di tangan AS, lelaki bejat yang berprofesi sebagai pengantar galon di Jalan Kijang, Kabupaten Pinrang, Minggu siang (27/6) kemarin.
 
Ashari bercerita, saat jarum jam di dinding menunjukkan pukul 07.00 WITA, ia bergegas pergi bekerja sebagai buruh bangunan di sebuah proyek di Jalan Jenderal Sudirman, Kabupaten Pinrang.

Tidak ada firasat apapun di benak Ashari beberapa jam sebelum peristiwa itu terjadi. Sebagai seorang istri, Sri Irmawati mempersiapkan segala sesuatu untuk keperluan kerja tulang punggung keluarganya itu.

Ashari pun berangkat. Terucap salam dari istri dan anaknya itu di sebuah kamar yang ia kontrak di Jalan Kijang, Kabupaten Pinrang.

Ashari pun berangkat dan meninggalkan anak dan istrinya itu dalam keadaan yang baik-baik saja. Lalu, saat matahari sudah berada di atas kepala, atau pada pukul 11.55 WITA.

Di waktu itu, Ashari menelepon istrinya. Namun tidak direspons. Ada apa gerangan?

Tidak seperti biasanya, Ashari yang rajin menelepon istrinya, kini tidak direspon sedikit pun. Ayah muda itu curiga. Ia pun memutuskan untuk pulang ke indekosnya itu.

Ashari terus menelepon istrinya itu meski sudah berada di depan pintu indekosnya itu. Ponsel milik istrinya terdengar dari dalam kamar.

Namun lagi-lagi tidak direspons. Muncul di benak Ashari, ada apa dengan tulang rusuk keluarganya itu. Terlebih lagi pintu kamar dalam keadaan terkunci.

Ashari pun meminta bantuan sang pemilik indekos untuk membuka pintu itu. Saat terbuka, Ashari kaget bukan main.

Istri dan anaknya yang masih berusia 10 tahun tergeletak di lantai dan bersimbah darah. Urat nadinya sempat dicek oleh Ashari. Namun semuanya sudah terlambat.

Keduanya meninggal dunia. Ashari pun ditinggal pergi untuk selama-lamanya

“Ashari mencoba memeriksa nadi istri dan anaknya dan melihat ada bekas luka cakar di leher. Lalu kami keluar di depan rumah dan berteriak minta tolong. Warga setempat berdatangan dan berusaha mau menolong korban,” kata Kasat Reskrim Polres Pinrang Iptu Deki Marizaldi, usai meminta keterangan Ashari, suami korban Sri Irmawati.

Sumber: