Jadi Ikon Brebes, Pemkab Terus Berupaya Jaga Kualitas dan Ketersediaan Telur Asin
Telur asin sudah menjadi ikon Kabupaten Brebes, karenanya pemkab terus berupaya mempertahankan kualitas dan ketersediaan telur bebek sebagai bahan baku pembuatannya.
Demikian disampaikan Bupati Brebes Idza Priyanti saat menerima Tim Penilai Lomba Kelompok Tani Ternak (KTT) di area kandang Itik, KTT Itik Berhias, di Kelurahan Limbangan Wetan, Brebes, Kamis (3/6).
Bupati mengatakan, sebagai ikon telah mendapat pengakuan nasional dengan diterbitkannya Sertifikat Warisan Budaya Tak Benda Tahun 2020. Untuk itu, keberadaan telur asin harus terus dijaga dan dilestarikan. Salah satu cara mempertahankannya tentu dengan menjaga ketersediaan bahan baku.
Dijelaskannya juga, pihaknya akan mendukung keberadaan Kelompok Tani Ternak Itik Berhias sebagai salah satu kelompok ternak itik penghasil telur yang merupakan bahan baku.
Dukungan tersebut berupa pembinaan dan bantuan sarpras yang dibutuhkan sehingga KTT Itik Berhias bisa berkembang dan maju.
“Dengan pembibitan sendiri, Saya yakin produksi telur akan semakin banyak lagi,” ucapnya.
KTT Itik Berhias Kelurahan Limbangan Wetan pada lomba kali ini akan berhadapan dengan dengan KTT dari Tegal dan Magelang.
Tim penilai lomba dipimpin drh Abdullah bersama Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Propinsi Jawa Tengah Lalu M. Sahriadi yang melakukan tahapan penilaian lapangan. Antara lain dengan tanya jawab terkait kelembagaan, kemitraan, aspek hulu hilir dan aspek budi daya serta tinjauan kandang guna mengetahui aktivitas di kandang.
Lalu M. Sahriadi menyampaikan, Kabupaten Brebes merupakan daerah yang sangat luar biasa. Apa saja dimiliki, seperti Sapi Jabres, bawang merah hingga telur asin yang sangat dikenal di mana-mana. Bahkan ternyata sudah diakui secara nasional sebagai Warisan Budaya Tak Benda.
Menurut Lalu, masyarakat Kabupaten Brebes harus merasa bangga, dan wajib untuk mempertahankan keistimewaan-keistimewaan yang dimiliki Kabupaten Brebes.
Terkait lomba KTT Tingkat Provinsi Jawa Tengah, kata Lalu, merupakan upaya mengakomodir potensi daerah terkait Kelompok Tani Ternak. Sehingga para anggota KTT mampu meningkatkan kualitas dan jumlah produksi serta kesejahteraan petani ternak.
"Kami akan terus mendorong para anggota KTT bisa memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri, mampu dengan produksi dalam negeri. Sehingga produk luar atau ekspor tidak membanjiri pasar lokal," terangnya. (ded/ima)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: