Wisatawan dan Warga Tak Boleh Dekati Kawah Sileri Dieng 500 Meter dari Bibir Kawah

Wisatawan dan Warga Tak Boleh Dekati Kawah Sileri Dieng 500 Meter dari Bibir Kawah

Masyarakat dan wisatawan diimbau untuk tidak mendekati Kawah Sileri dalam radius 500 meter menyusul erupsi freatik, kemarin. Selain itu juga tidak beraktivitas di sekitar Kawah Timbang, untuk menghindari ancaman gas-gas vulkanik konsentrasi tinggi yang dapat membahayakan jiwa.

Imbauan tersebut disampaikan melalui rilis resmi oleh Badan Geologi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi kementerian ESDM, kemarin. Dari analisis PVMBG, erupsi yang terjadi bersifat freatik, tidak didahului oleh kenaikkan gempa-gempa vulkanik yang signifikan, menandakan tidak adanya suplai magma ke permukaan.

Erupsi, Jumat (29/4) lebih diakibatkan oleh over pressure dan aktivitas permukaan. Erupsi hanya berlangsung singkat, tidak diikuti oleh kenaikan kegempaan dan perubahan visual yang mengarah pada rangkaian erupsi yang lebih besar.

Terkait hal itu, potensi bahaya yang bisa timbul karakter erupsi Gunung Dieng, saat ini potensi erupsi freatik masih bisa terjadi dengan tidak didahului oleh peningkatan aktivitas visual atau pun kegempaan. Potensi ancaman bahaya berupa semburan material batuan dan lumpur di sekitar kawah.

Kesimpulan, Aktivitas vulkanik G. Dieng, khususnya Kawah Sileri pasca erupsi freatik, baik secara visual maupun instrumental tidak teramati adanya gejala perubahan sifat erupsi ataupun peningkatan potensi ancaman bahaya.

Sementara itu, Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Dieng, Surip mengatakan bahwa Berdasarkan pengamatan dilapangan, Jumat (30/4) di lokasi kawah Sileri di Desa Kepakisan, Kecamatan Batur, tanaman kentang, carica dan cabai milik warga terlihat rusak akibat terkena material erupsi Kawah Sileri. Bahkan, gardu yang berada di tepi atas kawah rusak di bagian atap lantaran tertimpa material erupsi.

“Jenis lontaran berupa batu dan lumpur. Jadi merusak tanaman dan atap gardu bolong karena tertimpa batu saat erupsi,” katanya.

Menurutnya, erupsi Kawah Sileri tahun ini lebih besar dibanding tahun 2017 dan 2018. Tahun ini, semburan material erupsi mencapai 500 meter. Sedangkan pada tahun 2018 lalu, sekitar 200 meter.

“Untuk semburan material erupsi, ke sisi selatan 400 meter, barat 200 meter, timur 300 meter dan utara 500 meter. Kalau tahun 2018 lalu itu sekitar 200 meter,” jelasnya.

Bahkan, akibat semburan material tersebut juga merusak alat pengukur suhu yang berada di sekitar Kawah Sileri. Sehingga untuk sementara pengukuran dilakukan secara manual.

“Pada erupsi kali ini juga merusak alat pengukur suhu kita. Itu karena terkena material erupsi. Jadi sementara untuk mengukur suhu dilakukan secara manual,” pungkasnya. (gus/zul)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: