Gunakan Alat Tes Bekas untukSwab Antigen 9000 Orang di Bandara Kualanamu, Pelaku Raup Rp30 Juta per Hari

Gunakan Alat Tes Bekas untukSwab Antigen 9000 Orang di Bandara Kualanamu, Pelaku Raup Rp30 Juta per Hari

Menteri BUMN Erick Thohir murka terhadap tindakan oknum petugas Kimia Farma yang menggunakan alat test antigen bekas di Bandara Kualanamu, Medan.

Menurut Erick Thohir, aksi oknum tersebut harus diganjar hukuman yang sangat tegas. Erick tidak habis pikir mengapa tindakan yang sangat tidak etis dan membahayakan kesehatan itu terjadi.

“Saya sendiri yang meminta semua yang terkait, mengetahui, dan yang melakukan dipecat dan diproses hukum secara tegas,” ujar Erick Thohir dalam keterangan tertulisnya Jumat (30/4) dikutip dari Pojoksatu.

Erick Thohir sendiri sudah meminta jajarannya untuk melakukan pemeriksaan secara menyeluruh. Menurut Erick Thohir, ulah oknum tersebut telah mengkhianati profesi pelayan publik di bidang kesehatan.

Polda Sumut mengungkap setidaknya ada 250 orang yang menjadi korban swab tes antigen daur ulang di laboratorium yang dikelola Kimia Farma di Bandara Kualanamu.

Polda Sumut mengungkap eks Business Manager Kimia Farma, PM, dan empat bawahannya telah memulai tes antigen pakai alat bekas di Bandara Kualanamu, sejak Desember 2020.

Kapolda Sumut Irjen Panca Putra dalam konferensi pers di Medan, Kamis (29/4) menyebut, dari hasil pemeriksaan saksi-saksi bahwa kegiatan penggunaan cotton buds swab antigen bekas tersebut mulai dilakukan sejak 17 Desember 2020.

Dan diperuntukkan buat swab di Bandara Kualanamu Internasional Airport.

Laboratorium BUMN ini berlokasi di Jalan RA Kartini No 1, Kelurahan Madras Hulu, Medan Polonia, Kota Medan, Sumut.

Panca mengatakan, setidaknya ada 250 orang dalam satu hari yang menjalani tes antigen di laboratorium yang dikelola Kimia Farma di Kualanamu.

Setengahnya diduga menjadi korban tes antigen bekas tiap harinya.

“Kita masih terus dalami. Yang jelas satu hari ada kurang-lebih 100-150 dan 200 penumpang yang melakukan tes swab ini,” jelasnya.

“Paling kalau kita hitung 100 saja setiap hari, kalau 3 bulan saja sudah 90 kali 100, udah 9.000 orang,” ujar Panca.

Panca menduga aksi tersebut dilakukan untuk mencari untung. Mereka diduga mendapat keuntungan Rp30 juta tiap hari dari aksi menggunakan alat tes antigen bekas itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: