Diduga Salah Pergaulan, Teman-teman Jozeph Paul Zhang Kutuk Pengakuannya sebagai Nabi ke-26

Diduga Salah Pergaulan, Teman-teman Jozeph Paul Zhang Kutuk Pengakuannya sebagai Nabi ke-26

Ketua Ikatan Alumni SMAN 1 Tegal (Ikasma), Tafakurrozak membenarkan Jozeph Paul Zhang yang ngaku nabi ke-26 merupakan alumni SMAN 1 Tegal.

”Paul alumni angkatan 1993,” jelasnya.

Rozak menambahkan informasi dari teman seangkatannya semasa sekolah, Jozeph Paul Zhang yang mempunyai nama asli Shindy Paul Soerjomoeljono merupakan siswa yang biasa-biasa saja. Pemikirannya masih linier dan tidak ada indikasi yang memperlihatkan kebencian terhadap Islam.

”Barulah pada 2017, teman-teman seangkatannya merasa ada yang berbeda dari Paul. Dia mengajak ngobrol teman-temannya dengan pembahasan yang cenderung menyerang agama Islam,” bebernya.

Sejak saat itu, banyak rekannya yang kaget. Sebab, pemikirannya tidak linier lagi. Rozak mengatakan, teman-teman seangkatannya menduga, Paul menjadi aneh setelah mengenyam pendidikan di perguruan tinggi.

”Paul diduga salah pergaulan,” paparnya.

Rozak merasa prihatin atas sikap Paul yang telah meresahkan masyarakat. Karena itu, dia mewakili alumni SMAN 1 Tegal lainnya mendukung kepolisian untuk menangkap tersangka Jozeph Paul Zhang.

Rozak menilai Paul harus mempertanggungjawabkan ucapannya yang sudah memecah belah kerukunan umat beragama di Indonesia. Apalagi dia telah mengaku sebagai nabi ke-26.

Hal itu bertentangan dengan ajaran Islam yang mengakui bahwa nabi terakhir adalah Nabi Muhammad SAW. ”Kami mengutuk keras dan mendukung agar segera dilakukan pencarian dan penangkapan. Langsung dibawa ke Jakarta dan dipertanggungjawabkan dengan hukum Indonesia,” tegasnya.

Sementara data dari arsip SMAN 1 Tegal, tersangka bernama asli Shindy Paul Soerjomoeljono. Dia pernah mengenyam pendidikan di SMAN 1 Tegal dengan nomor induk 8897.

Kemudian dia dinyatakan lulus pada 1993. Paul merupakan siswa jurusan IPA dengan nilai EBTA dan Ebtanas total 73. Nilai rata-rata yang didapatkan selama ujian adalah 6 dan 7, tertinggi di angka 8. Termasuk dalam mata pelajaran agamanilainya 8.

”Kami atas nama sekolah jelas menyayangkan. Tapi itu kembali lagi dengan pilihan masing-masing. Karena sekolah tidak mungkin mengajarkan hal tidak baik,” jelas Wakil Kepala Kesiswaan SMAN 1 Tegal, Ali Afifi. (gus/fat/zul)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: