Marak Masker Palsu, Sejumlah Tenaga Medis Kembali Terinfeksi Covid-19

Marak Masker Palsu, Sejumlah Tenaga Medis Kembali Terinfeksi Covid-19

Sejumlah tenaga medis yang terinfeksi Covid 19 salah satunya adalah penggunaan masker palsu.

Peredaran masker medis palsu terungkap berawal dari donasi masker respirator N95 kepada Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) dari masyarakat. Setelah diteliti, masker berstandar Amerika Serikat tersebut ternyata palsu.

Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani meminta Pemerintah agar melakukan penindakan tegas karena masker palsu tidak aman digunakan saat berhadapan dengan pasien COVID-19.

“Masker adalah alat utama pelindung diri yang digunakan tenaga kesehatan. Jika yang digunakan adalah masker palsu maka ini akan membahayakan nyawa mereka saat berhadapan langsung dengan pasien COVID-19,” kata Netty, Selasa (6/4).

Hal yang disampaikan Ketua Tim COVID-19 Fraksi PKS ini dikonfirmasi kebenaranya oleh Satgas COVID-19. Bidang Perlindungan Tenaga Kesehatan Satgas Penanganan Covid-19, Mariya Mubarika, yang menyatakan bahwa peredaran masker medis palsu menjadi salah satu faktor yang mengakibatkan banyak tenaga kesehatan di Indonesia terpapar COVID-19.

“Saya meminta pemerintah dan pihak berwenang untuk membongkar peredaran masker palsu ini sampai ke akar-akarnya, jangan hanya di tingkat penjual eceran. Saya menduga ada jaringan yang mengedarkan masker medis palsu secara masif, bahkan dapat diperoleh dengan mudah melalui pasar online,” katanya.

Temuan ini, kata Netty, menambah panjang daftar masalah penanganan Covid-19 dan membuat nasib tenaga kesehatan kian dipertaruhkan.

Ia melanjutkan, negara sedang berperang melawan pandemi dan para Nakes yang berada di zona merah seharusnya mendapat perlindungan penuh dari pemerintah. Nyatanya, beragam persoalan membelit mereka, mulai dari soal insentif yang tertunda, jam kerja yang panjang hingga harus membeli sendiri alat pelindung diri seperti masker.

"Ditambah lagi sekarang dengan fakta beredarnya masker medis palsu di pasaran. Kita kok seperti maju berperang dengan modal nekat, ya? Dimana jaminan perlindungan negara terhadap nakes?,” tanya Netty. (khf/zul/fin)

Sumber: