Moeldoko Disebut Tak Punya Etika Berpolitik, SBY Minta Maaf Pernah Salah Angkat Orang Jadi Panglima TNI
Mantan presiden, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang kini menjadi ketua Majelis Tertinggi Partai Demokrat tak menyangka ditikam dari belakang oleh Moeldoko. Pengakuan SBY ini juga sekaligus mengungkapkan penyesalannya pernah mempercayai Moeldoko.
Bagi SBY, apa yang dilakukan Moeldoko sama sekali tidak pernah terlintas dalam benaknya. Apalagi saat menjadi presiden, SBY melantik Moeldoko sebagai panglima TNI yang merupakan jabatan di militer Tanah Air.
“Tak pernah terlintas dalam pikiran saya bahwa Demokrat dibuat seperti ini oleh Moeldoko, ditikam dari belakang,” kata SBY saat konferensi pers secara virtual, Jumat (5/3) malam.
Padahal, lanjut SBY, beberapa waktu lalu, saat anaknya, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengirim surat ke Istana, Ketua Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko mengaku tidak tahu menahu dengan persoalan tersebut.
“Tapi nyatanya, sekarang sudah terang benderang, Pak Moeldoko bersama orang dalam Demokrat melakukan KLB dan ditetapkan sebagai Ketum Demokrat,” ucap SBY.
“Saya memohon maaf kepada Tuhan dan seluruh masyarakat Indonesia, karena telah memberikan jabatan kepada orang yang salah waktu itu,” sambungnya.
SBY menambahkan apa yang dilakukan Moeldoko dkk telah mencoreng nama baik negara. Sebab, Moeldoko saat ini merupakan orang yang berada di lingkaran Istana.
“Sikap Moeldoko telah mencoreng nama baik negara dan lingkaran Istana, dan juga tidak mempunyai etika dalam berpolitik,” tandas SBY.
“Malam ini dalam kapasitas saya sebagai majelis tertinggi demokrat, saya menyampaikan pernyataan ini karena KLB tidak sesuai AD/ART partai, sementara Kongres tahun 2020 mengangkat AHY itu disahkan negara melalui keputusan MenkumHAM,” pungkasnya.
Sementara itu, Moeldoko menyatakan menerima keputusan Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat kontra AHY yang digelar di Deli Serdang, Sumatera Utara, pada Jumat siang.
Keputusan itu mengamanatkan Moeldoko sebagai Ketua Umum Partai Demokrat versi KLB Sumut. Moeldoko menyampaikan hal itu lewat sambungan telepon yang diperdengarkan kepada peserta KLB yang hadir.
Namun, sebelum menerima keputusan itu, Moeldoko mengajukan tiga pertanyaan kepada kader Demokrat di lokasi KLB. “Meski secara aklamasi rekan-rekan telah memberikan kepercayaan kepada saya, saya ingin memastikan. Untuk itu, tolong saudara-saudara jawab beberapa pertanyaan saya untuk memastikan,” kata Moeldoko.
“Pertama, KLB ini sesuai AD/ART atau tidak?” tanyanya. Peserta KLB lalu menjawab sudah sesuai.
“Kedua, saya ingin tahu keseriusan kalian memilih saya sebagai ketum Partai Demokrat, serius atau tidak?” kata Moeldoko. Peserta KLB kembali menjawab serentak dengan “Serius”.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: