Berkata Kotor dan Kasar di Medsos Jadi Kebiasaan Selebgram, Psikolog: Pasti Bukan Hal Lumrah Dong

Berkata Kotor dan Kasar di Medsos Jadi Kebiasaan Selebgram, Psikolog: Pasti Bukan Hal Lumrah Dong

Kasus Dimas Adipati dan kawan-kawannya kini terus berlanjut. Pihak kepolisian telah memanggil para selebgram yang tergabung dalam acara Malino beberapa hari yang lalu. Para selebgram tersebut pun siap untuk memenuhi panggilan pada Senin (22/2) hari ini.

Namun, video klarifikasi Dimas Adipati yang dinilai melanggar protokol kesehatan (prokes) kembali viral. Klarifikasi tersebut dianggap tidak etis karena menggunakan kata-kata kotor.

Video yang diunggah Dimas melalui instastory di akun instagramnya @dimsunstory itu ikut mengundang komentar berbagai kalangan masyarakat.

Hal tersebut juga ditanggapi Psikolog UNM Eva Meizarra Puspita Dewi. Eva menganggap kalimat kotor yang dilontarkan di media sosial bukan hal yang lumrah. Bahkan itu dapat menggerus norma sosial yang ada di Masyarakat.

“Bicara kasar atau kotor pasti bukan hal lumrah dong. Tergerus itu norma sosial,” ujarnya saat dimintai tanggapannya dikutip dari fajar.co.id, Minggu (21/2).

Menurut Eva, maraknya orang atau netizen yang menggunakan bahasa kotor di media sosial akibat ada yang mempopulerkan. Orang tersebut bisa jadi yang memiliki pengikut yang banyak di media sosial. Kita menyebutnya influencer.

“Nah kenapa kok jadi makin marak di medsos itu karena biasanya ada yang memulai dan mempopulerkannya. Influencer itu memang bisa mempengaruhi positif maupun negatif,” ujar Eva.

Influencer yang menggunakan bahasa kotor di media sosial dapat membuat dampak yang buruk bagi masyarakat. Warganet yang awalnya canggung karena etika, lama kelamaan merasa enjoy sehingga semakin menjadi.

“Ini yang berbahaya, karena pengaruh buruk pada masyarakat, akhirnya memancing juga orang ikutan berkata kotor, karena banyak yang melakukannya sehingga dianggap biasa,” pungkasnya. (mg5/fajar/ima)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: