Lima Orang Tewas Diterjang Banjir, 1 Lansia yang Terjebak di Rumah, 4 Anak-anak
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta Sabdo Kurnianto menyebut ada lima orang meninggal dunia saat banjir menerjang wilayah Jakarta.
Sementara, ribuan lainnya mengungsi akibat bencana tersebut.
Hujan ekstrem yang terjadi di Jakarta pada Sabtu (20/2) dini hari telah menyebabkan sejumlah wilayah banjir.
“Lima korban tewas terdiri atas seorang lanjut usia dan empat anak-anak,” katanya dalam keterangan tertulisnya, Minggu (21/2).
Dijelaskannya, seorang pria korban berusia 67 tahun, meninggal dunia setelah terkunci di dalam rumah yang tergenang, di kawasan Jatipadang, Jakarta Selatan.
Sementara empat anak-anak yang meninggal, tiga di antaranya hanyut terseret arus banjir di Jakarta Selatan dan Jakarta Barat. Ketiganya merpakan anak laki-laki. Sedangkan satu korban, anak perempuan berusia tujuh tahun yang tenggelam di Jakarta Barat.
Dia katakannya, pihaknya telah mendistribusikan bantuan berupa makanan dan perlengkapan untuk proses evakuasi maupun pembersihan.
“Sesuai instruksi Pak Gubernur, kami akan terus upayakan untuk penanganan dengan mengutamakan keselamatan jiwa,” ujarnya dikutip dari Fin.
Berdasarkan data BPBD DKI, titik banjir mulai surut pada sejumlah wilayah Jakarta. Namun tercatat masih ada 49 rukun tetangga (RT) yang terdampak banjir dari jumlah total 30.470 RT atau 0,161 persen.
“Jumlah pengungsi sebanyak 1.722 jiwa dari 514 KK, semuanya dari wilayah Jakarta Timur. Dan masih ada 10 lokasi pengungsian yang juga disiapkan di wilayah Jakarta Timur,” terang Sabdo.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyesalkan terjadinya korban jiwa dalam bencana banjir yang menerja Jakarta. Terlebih umumnya korban meninggal adalah anak-anak.
Dia pun meminta masyarakat mengawasi kegiatan anak-anak saat banjir agar tak terjadi lagi korban tewas akibat banjir termasuk dari kalangan anak-anak.
“Saya memberikan instruksi kepada seluruh jajaran dan mengimbau kepada seluruh masyarakat apabila anak-anak bermain di kawasan yang ada genangan, maka supaya ditegur, diajak untuk berhenti, karena bermain-main di tempat-tempat seperti ini sering berisiko, ada lubang, ada arus yang tidak terduga, akhirnya peristiwa yang tidak kita inginkan,” katanya.
Anies meminta kepada siapapun untuk bersama-sama peduli. Jika melihat anak-anak usia muda bermain-main dan berisiko mengancam jiwanya. Mereka jangan dipandang seperti anak orang lain.
“Pandanglah itu seperti anak kita sendiri sehingga kita ambil tanggung jawab untuk mengingatkan, menegur dan menghentikan, agar mereka tidak terpapar risiko seperti kejadian kemarin,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: