Harga Tanah Galian C Meroket, Sopir Dump Truk Gelar Unjuk Rasa dan Mogok Kerja

Harga Tanah Galian C Meroket, Sopir Dump Truk Gelar Unjuk Rasa dan Mogok Kerja

Para sopir dump truk curhat soal harga tanah uruk galian C di Kabupaten Tegal yang mengalami kenaikan. Hal itu membuat para sopir dump truk semakin terpuruk di tengah pandemi karena kesulitan mendapatkan untung. 

Salah satu sopir dump truk, Desi Larasati (23), warga Desa Penusupan Kecamatan Pangkah, Jumat (5/2) mengatakan, para sopir dump truk yang tergabung dalam Paguyuban Sopir Truk Bregas ini sempat berunjuk rasa di kawasan galian C menuntut harga tanah uruk diturunkan. Namun, harga tetap tidak bisa diturunkan. Sehingga seluruh sopir dump truk mogok kerja. 

"Kami kemarin sempat menggelar aksi demo. Tapi harganya tetap tidak bisa turun. Makanya kami memilih mogok kerja," katanya.

Harga tanah uruk sebelumnya, tambah Desi Larasati, hanya Rp90 ribu per bak truk kecil. Sekarang naik menjadi Rp130 ribu. Padahal dari Rp90 ribu itu, para sopir menjual ke konsumen hanya Rp300 ribu. Dari jumlah tersebut, para sopir mengantongi untung Rp40 ribu untuk setiap satu rit atau satu truk. Nominal itu yang dibawa pulang untuk keluarga di rumah.

"Rinciannya begini, Rp300 ribu dipotong untuk modal Rp90 ribu. Kemudian untuk operasional di jalan dan beli solar Rp70 ribu. Sedangkan untuk setoran truknya Rp100 ribu. Sisanya hanya Rp 40 ribu," tambahnya.

Kenaikan harga tanah uruk, lanjut Desi Larasati, dilakukan oleh pemilik quarry itu berlaku sejak 1 Februari 2021. Dirinya berharap, jika hendak dinaikkan, mestinya bertahap. Misal, dimulai dari 10 persen hingga 15 persen. Sehingga sopir tidak kesulitan menjualnya. Namun ini 
kenaikannya drastis sekali, sampai sekitar 60 persen. Jadi sopir bingung mau menjualnya dengan harga berapa.

Sementara itu, Dewan Penasehat Paguyuban Sopir Truk Bregas Toipin SH MH menyayangkan kenaikan harga tanah tersebut tanpa memberikan pertimbangan sebelumnya. Mestinya, kenaikan harga bertahap mengingat saat ini sedang masa pandemi. Kondisi perekonomian sedang melemah, terlebih para sopir dump truk. 

:Mereka hanya mengandalkan upah dari angkutan tanahnya. Jangan membuat masyarakat kecil semakin terpuruk, kasihan mereka. Biaya hidup mereka juga besar, harus membiayai anak-anak dan istrinya. Sebaiknya harganya jangan dinaikkan secara drastis," ungkapnya. (guh/ima)

Sumber: