Abu Janda Ngaku Digaji Besar saat Jadi Buzzer Jokowi, Tengku Zul: Mesti Diaudit ke Mana Saja Duit Mengalir

Abu Janda Ngaku Digaji Besar saat Jadi Buzzer Jokowi, Tengku Zul: Mesti Diaudit ke Mana Saja Duit Mengalir

Pernyataan Abu Janda alias Permadi Arya yang mengaku dibayar gaji bulanan dengan nominal besar saat jadi buzzer Jokowi di Pilpres 2019 ditanggapi Ustaz Tengku Zulkarnain. Tanggapan itu diungkapkan Tengku Zul (sapaan akrab Ustaz Tengku Zulkarnain) melalui unggahan di Twitter @ustadtengkuzul.

Menurutnya pernyataan Abu Janda ini sebagai awal untuk mengaudit keuangan suatu lembaga terkait pemakaian uang. “Si Abu sudah buka satu Kartu As. Dia digaji lho. Nampaknya akan ada masanya mesti diaudit ke mana saja duit mengalir,” cuit Ustaz Tengku Zul.

Menurutnya, mustahil keuangan suatu lembaga itu dilakukan audit saat ini. Namun hal itu tak menutup kemungkinan di masa mendatang.

“Kalaupun misalnya sekarang mustahil dilakukan, tapi mesti ada saatnya juga. Setuju?” ungkap Tengku Zul.

Selain itu, pada unggahan yang lain, Ustaz Tengku juga menyinggung Abu Janda atau Permadi Arya. “Aliran Islamnya Tengku Zulkarnain? Begitu kata Abu Janda. Aliran saya? Saya Islam. Beraqidah Ahlussunnah wal Jama’ah. Bermadzhab Imam Syafi’I,” jelasnya.

Mantan Pimpinan MUI Pusat era KH Ma’ruf Amin ini juga menyebutkan jabatannya saat ini yaitu sebagai Wakil Ketua Majelis Fatwa Mathla’ul Anwar. “Islam Arogan dari Arab mau ditembakkan ke aliran anutan saya?” tanya Tengku Zul.

Sebelumnya, Abu Janda alias Permadi Arya mengaku jadi influencer Jokowi selama kampanye Pilpres 2019. Abu Janda dibayar bulanan dengan nominal besar. Pengakuan ini disampaikan Abu Janda dalam acara Blak-blakan seperti dilihat Pojoksatu.id di detikcom, Senin (1/2).

Video Blak-blakan ini berjudul Blak-blakan Abu Janda soal Rasis dan Islam Arogan. Abu Janda menjadi influencer atau buzzer selama kampanye Pilpres 2019. Namun sudah mendapat gaji setahun sebelumnya atau sejak 2018.

Permadi Arya mengaku dibayar bulanan dengan nominal besar. Tapi dia tak menyebut berapa besaran rupiah yang diterimanya itu.

“Pokoknya yang bener-bener jackpot itu istilahnya ya di situlah. Sebelum-sebelumnya, bisa makan syukur,” kata Permadi Arya berseloroh.

Selain gaji bulanan, selama kampanye dia ikut keliling ke berbagai kota di Tanah Air, bahkan hingga ke luar negeri. “Iya, saya pernah diminta jadi pembicara dalam kampanye di Hong Kong dan Jepang,” ujarnya.

Tapi begitu pilpres selesai, Permadi menegaskan kontrak dia dengan tim sukses Jokowi pun berakhir. “Tapi terus dipelintir ke mana-mana seolah masih tetap jadi buzzer. Itu nggak bener, kita dah dibubarin,”kata lulusan University of Wolverhampton, Inggris, itu. (pojoksatu/zul)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: