Rizal Ramli Kritik Pedas Gerakan Wakaf Jokowi dan Singgung Islam-Phobia: Kontradiktif Amat Sih!

Rizal Ramli Kritik Pedas Gerakan Wakaf Jokowi dan Singgung Islam-Phobia: Kontradiktif Amat Sih!

Gerakan Nasional Wakaf Uang yang diluncurkan oleh Presiden Jokowi, Senin (25/1) kemarin mendapat kritikan pedas dari ekonom senior, Rizal Ramli.

Dia kembali memberikan kritik ke pemerintah di bawah kendali Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Menurut mantan menko perekonomian itu, apa yang dilakukan rezim Jokowi sangat bertolak belakang dengan sikap politiknya selama ini. Terutama menyangkut soal Islam.

“Islam-Phobia digencarkan, tapi ketika kesulitan keuangan, merayu dan memanfaatkan dana ummat, wakaf dan dana haji. Kontradiktif amat sih…,” kata Rizal dikutip dari akun Twitternya, Rabu (27/1).

Sebelumnya, dalam acara Karni Ilyas Club di kanal Youtube 23 Oktober 2020 lalu. Rizal menyebut Presiden Joko Widodo (Jokowi) terlalu banyak dikelilingi orang-orang yang Islamofobia, sehingga tak jarang agama dijadikan alat untuk merongrong kekuasaannya.

“Orang sekitar Jokowi itu Islam Phobia (Islamofobia), memang benar mayoritas mereka juga Islam. Iya tapi kan ada orang yang Islam Phobia. Nggak suka political Islam,” paparnya dikutip dari Fajar.

Dalam sebuah kesempatan saat bertemu dengan Presiden Jokowi, ia mengaku sempat memberikan sejumlah wejangan atau menguliahi Presiden Jokowi agar bisa berkuasa lama dengan cara tidak mengganggu agama dan kepercayaan masyarakat.

Rizal Ramli menyebut hal tersebut dilakukan seperti era Presiden Soeharto, Perdana Menteri Inggris hingga masa kolonial Belanda.

Selain karena banyaknya orang-orang di Istana atau di sekitar Jokowi yang phobia terhadap Islam, juga karena tak adanya penasihat ahli di bidang Antropologi dan Sosiologi.

Sementara itu, saat meluncurkan Gerakan Nasional Wakaf Uang (GNWU) Presiden yang juga bertindak selaku ketua Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) menjelaskan bahwa pemerintah terus berupaya mencari jalan untuk mengurangi ketimpangan sosial dan mewujudkan pemerataan pembangunan di seluruh pelosok Tanah Air.

“Salah satu langkah terobosan yang perlu kita pikirkan adalah pengembangan lembaga keuangan syariah yang dikelola berdasarkan sistem wakaf. Potensi wakaf di Indonesia sangat besar, baik wakaf benda tidak bergerak maupun benda bergerak termasuk wakaf dalam bentuk uang,” ujarnya.

Di Indonesia, potensi wakaf tersebut memang sangat besar. Berdasarkan data yang diterima presiden, potensi aset wakaf per tahunnya mencapai Rp2.000 triliun di mana potensi dalam bentuk wakaf uang dapat menembus angka Rp188 triliun.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan wakaf dana tunai yang telah terkumpul dan dititipkan di perbankan nasional jumlahnya mencapai Rp328 miliar per 20 Desember 2020.

“Adapun dana proyek Project Based wakaf pada periode tersebut mencapai Rp597 miliar,” kata Sri Mulyani.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: