Gempa Susulan Masih Bisa Terjadi di Majene, BMKG Minta Waspadai Potensi Tsunami
Gempa berkekuatan 6,2 skala richter (SR) mengguncang Majene, Sulawesi Barat, Jumat (15/1) pukul 01.28 WIB. Gempa susulan masih berpotensi terjadi, bahkan dapat menimbulkan gelombang tsunami.
Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati meminta masyarakat mewaspadai potensi gelombang tsunami kala terjadinya gempa susulan.
"Kemungkinan masih ada potensi gempa susulan yang bisa mencapai kekuatan seperti yang sudah terjadi atau lebih," katanya, Jumat (15/1).
Potensi tsunami muncul karena terjadinya longsoran di bawah laut. Penyebabnya karena kondisi batuan yang sudah diguncang gempa sebelumnya sudah rapuh akibat pusat gempa terjadi di pantai.
"Kami imbau masyarakat di daerah terdampak tidak hanya menjauhi bangunan yang rentan atau gedung-gedung. Tapi juga apabila kebetulan masyarakat di wilayah pantai dan merasakan guncangan gempa lagi segera menjauhi pantai tidak perlu menunggu peringatan dini," jelasnya.
Evakuasi harus segera dilakukan. Berkaca pada bencana di Palu pada 2018, tsunami terjadi hanya dalam waktu sekitar tiga menit setelah gempa bumi. Sedangkan peringatan dini belum dikeluarkan.
Gempa 6,2 pada Jumat (15/1) pukul 01.28 WIB, merupakan rangkaian gempa dengan magnitudo 5,9 yang terjadi pada Kamis (14/1) pukul 13.35 WIB. Hingga pukul 06.00 WIB, BMKG mencatat telah terjadi 28 kali gempa bumi di wilayah tersebut.
"Memang dua gempa yang cukup signifikan sebelumnya tidak berpotensi tsunami, namun dikhawatirkan jika terjadi gempa susulan dengan kekuatan yang sama dapat memicu potensi tsunami," ujarnya.
Ia juga mengingatkan agar masyarakat di sekitar pantai segera menyiapkan lajur evakuasi dan segera evakuasi mandiri jika terjadi gempa dengan kekuatan yang cukup kuat.
"Kami imbau masyarakat agar tetap tenang dan berupaya ke lokasi yang aman jauh dari bangunan, terus memonitor informasi BMKG melalui berbagai kanal baik info BMKG dan lainnya," tambahnya.
Untuk di wilayah lainnya, Dwikorita juga mengingatkan potensi cuaca ekstrem dan banjir hingga Februari 2021. "Sampai Maret masih ada potensi multirisiko bencana, tapi untuk hidrometeorologi puncaknya pada Januari-Februari. Mohon kewaspadaan masyarakat," katanya.
Ditambahkan Kepala Pusat Layanan Iklim Terapan Ardhasena Sopaheluwakan, mengatakan Januari hingga Februari, merupakan puncak musim hujan.
Berdasarkan data BMKG pada Dasarian III Januari 2021 terdapat daerah dengan potensi banjir menengah, yaitu Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi tenggara, Maluku dan Papua.
"Perlu diwaspadai potensi bencana banjir yang dalam waktu dekat kemungkinan terjadi," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: