Geruduk Balai Desa, Petani Sangkanjaya Kabupaten Tegal Butuh Pupuk Bersubsidi

Geruduk Balai Desa, Petani Sangkanjaya Kabupaten Tegal Butuh Pupuk Bersubsidi

Puluhan petani di Desa Sangkanjaya Kecamatan Balapulang Kabupaten Tegal mendatangi kantor balai desa setempat. Mereka menuntut adanya pupuk bersubsidi dengan mendirikan Kios Pengecer Lengkap (KPL) di desanya.

Salah satu petani di Desa Sangkanjaya, Tawaf (60), Kamis (14/1) mengatakan, petani di Desa Sangkanjaya membutuhkan Kios Pengecer Lengkap (KPL) pupuk. Selama ini, para petani yang berjumlah sekitar 150 orang selalu membeli pupuk bersubsidi di Desa Danawarih Kecamatan Balapulang dengan jarak sekitar 5 kilometer. 

Parahnya, untuk menuju ke pengecer pupuk tersebut, para petani harus mengeluarkan biaya angkut untuk ojek. Setiap satu karung pupuk, biayanya Rp10 ribu. Padahal dalam satu tahun, mereka membutuhkan pupuk sebanyak 57.602 ton. Karena itu, mereka ramai-ramai mendatangi kantor balai desa untuk mengadu ke kepala desa. Harapannya, kepala desa dapat menyampaikan aspirasi itu kepada bupati. 

"Kami para petani membutuhkan pupuk bersubsidi. Kami minta di Desa Sangkanjaya ada pengecer pupuk. Sehingga para petani tidak terlalu jauh untuk mendapatkan pupuk," katanya.  

Petani lain, Muhammad Fakih (40), juga meminta agar di Desa Sangkanjaya didirikan KPL. Sehingga memudahkan petani untuk mendapatkan pupuk bersubsidi. Kebutuhan pupuk di desa cukup banyak. Untuk pupuk urea, bisa mencapai 26.186 ton per tahun. Sedangkan pupuk NPK dan organik, sebanyak 31.416 ton per tahun. 

Menurutnya, jumlah itu hanya untuk para petani yang sudah memiliki Kartu Tani atau tercatat dalam Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) Tani. Sementara yang belum memiliki Kartu Tani, jumlahnya juga banyak.

"Di desa kami mayoritas petani jagung. Setiap tahun, hasil produksinya mencapai 800 ton. Karena itulah, kami berharap ada pengecer pupuk di desa kami," ucapnya.

Apabila di Desa Sangkanjaya ada pengecer pupuk, maka kebutuhan pupuk dapat terpenuhi. Selama ini, banyak petani yang kesulitan mendapatkan pupuk bersubsidi. Selain jarak pengecer jauh, biaya transportasi juga mahal. Dirinya sudah pernah mengusulkan adanya KPL di desa tersebut melalui dinas terkait. Bahkan, dinas juga menyetujui hadirnya pengecer pupuk resmi di desanya. Namun ada salah satu pihak yang tidak merekomendasikan keinginan para petani.

"Semuanya sudah setuju, tapi salah satu produsen pupuk tidak setuju. Padahal, untuk memenuhi enam prinsip penyaluran pupuk bersubsidi adalah tepat jenis, tepat jumlah, tepat harga, tepat tempat, tepat waktu dan tepat mutu," ucapnya. 

Sementara itu, Kades Sangkanjaya Jaelani, saat menemui para petani mengaku akan menyampaikan aspirasi tersebut ke bupati melalui camat. Menurutnya, para petani di desanya memang membutuhkan pengecer pupuk. Tujuannya untuk mendekatkan kepada petani sehingga dapat meminimalisir biaya angkut. Di desanya terdapat dua kelompok tani (poktan). Yakni Poktan Mawar Indah dengan jumlah anggota sebanyak 74 petani dan Poktan Tani Jaya dengan jumlah anggota 49 petani. Mereka sudah terdaftar dalam e-RDKK dan memiliki Kartu Tani. 

"Namun yang belum masuk dan belum memiliki Kartu Tani masih banyak, lebih dari 100 orang," ujarnya. (guh/ima)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: