Cendol Hu

Cendol Hu

Oleh: Dahlan Iskan

"BAPAK sering olahraga ya?" tanya petugas foto paru-paru itu. Sepertinya dia tidak mengenali saya. Saya sudah tidak populer lagi. Atau karena saya pakai masker.

"Kenapa?" tanya saya balik.

"Paru-parunya mengembang sekali," jawabnya.

"Tiap hari. Olahraga satu jam," ujar saya —sambil dada rasanya bangga.

Saya memang punya harapan tersembunyi: kalau pun terkena Covid semoga seperti para pemain sepak bola itu. Seperti Mo Salah-nya Liverpool. Atau Cristiano Ronaldo-nya entah siapa punya sekarang.

Tapi umur mereka belum 30 tahun. Sedang saya masuk ke 70 tahun.

Pertimbangan umur itu juga yang membuat saya mau cepat-cepat masuk rumah sakit.

Dan ternyata saya bukan tidak punya masalah. Jantung memang baik. Paru-paru baik. Tekanan darah baik. Tidak ada gula darah. Tidak ada kolesterol. Penyerapan oksigen pun normal.

Tapi ada masalah besar: terjadi pengentalan darah.

Yang kentalnya sampai lima kali dari normal.

Ini bahaya.

Bisa membuat jantung yang baik itu tiba-tiba bermasalah. Bahkan bisa menyumbat ke otak.

Kalau, misalnya, saya ngotot isolasi mandiri di rumah saya tidak akan tahu masalah ini. Padahal saya sudah menyiapkan tempat isolasi itu: di ruang makan. Saya ubah jadi kamar tidur. Meja sudah dipinggirkan. Kursi-kursi dikeluarkan. Kasur sudah dihampar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: