DPR: Prioritaskan Pencarian Korban, Baru Kotak Hitam Pesawat Sriwijaya Air
DPR mengklaim akan mendalami lebih jauh peristiwa jatuhnya SJ182 di perairan Kepualauan Seribu. Proses investigasi terhadap penyebab jatuhnya pesawat harus segera dilakukan.
Rekomendasi perbaikan dari Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) dapat segera diberikan untuk menghindari kecelakaan lainnya. Wakil Ketua Komisi V DPR RI Ridwan Bae di Jakarta berharap, kejadian ini jangan terjadi lagi.
“Itu harapan kita semua. Sebab setiap ada kejadian (kecelakaan) seperti ini pasti menggetarkan hati masyarakat dan meresahkan masyarakat untuk menggunakan transportasi penerbangan," kata Ridwan.
Ia juga menyampaikan simpati yang mendalam dari seluruh Anggota DPR RI khususnya Komisi V terhadap pihak keluarga korban yang ditinggalkan. Indonesia saat ini lagi berduka. Dalam persoalan penerbangan.
Pada kesempatan yang sama, Anggota Komisi V DPR RI Sudewo menekankan agar semua pihak dapat menahan diri dan memberikan kepercayaan kepada pihak yang berwenang untuk menginvestigasi dan memberikan informasi riil.
"Kami sendiri dari DPR mengapresiasi setinggi-tingginya pihak-pihak yang telah bekerja dengan cepat untuk menghadapi situasi ini," ujarnya.
Ia melanjutkan, agar tidak terjadi pemberitaan yang berlebihan soal jatuuhnya pesawat tersebut. Ia juga berharap jangan ada eksploitasi terhadap korban di dalam berita.
Sementara itu, Anggota Komisi V DPR RI Suryadi Jaya Purnama menyampaikan duka cita mendalam atas jatuhnya pesawat Boeing 737-500 Sriwijaya Air rute Jakarta-Pontianak.
Ia berharap operasi SAR dapat berjalan lancar yang diprioritaskan untuk evakuasi korban, setelah itu baru fokus kepada pencarian kotak hitam pesawat.
“Jatuhnya pesawat ini tentunya berpotensi memukul lebih jauh industri transportasi udara yang sudah mengalami penurunan sejak adanya pandemi Covid19 ini. Oleh sebab itu evakuasi korban yang diikuti dengan recovery kotak hitam pesawat harus dilakukan secara cepat,” terangnya.
Ia melanjutkan beberapa waktu lalu, Boeing sempat mengeluarkan peringatan terkait pesawat Boeing 737-500 yang telah diparkir selama tujuh hari berturut-turut rawan mengalami mati mesin di udara, akibat korosi pada katup udaranya.
Selain itu, tambahnya, perangkat ELT yang tidak memancarkan sinyal menjadi pertanyaan selanjutnya yang harus dijawab dalam investigasi. Alasannya, perangkat ini seharusnya berfungsi secara otomatis ketika terjadi benturan atau apabila terendam air.
“Semua ini harus dapat dipertanggungjawabkan dan dibuktikan oleh pihak maskapai bahwa terhadap pesawat tersebut telah dilakukan perawatan sebagaimana mestinya,” tegasnya.
Meskupin faktor-faktor lainnya seperti faktor cuaca juga harus diinvestigasi apakah turut berkonstribusi terhadap kecelakaan ini. Karena biasanya, kecelakaan pesawat merupakan rangkaian dari beberapa kejadian, sehingga tidak disebabkan oleh satu faktor saja.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: