Pemda Harus Segera Racik Strategi Hadapi Resesi
Pengamat Ekonomi dari Universitas Pasundan (Unpas), Acuviarta Kartabi menilai Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat harus membuat kebijakan untuk menghadapi resesi yang sedang terjadi di tangah pandemi Covid-19.
Dia mengatakan, saat ini resesi Jabar menyentuh angka minus 4,08 persen. Angka tersebut membuat Pemprov perlu menyikapi hal ini dengan sangat serius untuk menggerakkan ekonomi daerah.
"Dalamnya resesi Jawa Barat yang berada di minus 4,08 persen pastinya membutuhkan perhatian ekstra, terlebih dalamnya ini jauh lebih besar dibandingkan nasional yang berada diangka minus 3,49 persen," kata Acuviarta saat dihubungi, Selasa (24/11).
Dia meminta Pemprov Jabar agar bisa lebih memperhatikan sejumlah poin penting yang bisa mendongkrak perekonomian.
Acuviarta menjelaskan bahwa Pemprov harus bisa mendorong daya beli masyarakat dan usaha. Selain itu, lanjut dia, perlunya mendorong pengembangan investasi Segitiga Rebana dan mengoptimalkan protokol kesehatan sehingga ekonomi bergerak.
"Termasuk memaksimalkan sektor perbankan dan Himbara dalam penyaluran modal usaha untuk menggerakan ekonomi dan memberikan kepastian agar menjaga stabilitas pasar," jelasnya.
Jika hal tersebut dapat dijalankan, Acuviarta meyakini roda perekonomian daerah bisa bergerak dengan cepat tanpa harus mengabaikan sektor kesehatan yang menjadi fokus utama saat ini.
"Kalau pemerintah mampu menggerakkan lima poin tersebut, resesi tidak akan berdampak dan berpengaruh besar bagi Jawa Barat, tanpa harus mengorbankan sisi kesehatan yang menjadi fokus utama," paparnya.
Sementara itu, Ketua Harian Komite Pemulihan Ekonomi Jabar Ipong Witono mengatakan minat perusahaan global dan nasional untuk melakukan investasi di Jawa Barat (Jabar) masih sangat tinggi meski pandemi COVID-19 masih berlangsung. Hingga akhir 2020 diperkirakan angkanya mencapai Rp380 triliun.
Menurutnya, bila sebagian dari total investasi itu pengerjaannya diberikan kepada pengusaha lokal, maka dunia usaha Jabar akan kembali tumbuh. Angka komitmen investasi tersebut hasil dari diselenggarakannya West Java Investment Summits (WJIS) 2020 di Kota Bandung. Angka tersebut menimbulkan harapan akan pemulihan masa depan perekonomian Jabar di masa mendatang.
"Kita berharap 10-20 persen dari proyek investasi itu dikerjakan oleh pengusaha lokal dan regional Jabar sehingga mereka bisa recovery dan perekonomian kota kabupaten di Jabar akan bisa tumbuh," katanya
Saat ini, ujar Ipong, sebanyak 1.983 perusahaan dengan jumlah buruh 111.985 orang terdampak COVID-19. Dari jumlah tersebut 983 perusahaan merumahkan karyawannya dengan jumlah 80.138 pekerja, dan 460 perusahaan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 19.089 pekerja. Namun demikian, pada triwulan keempat diharapkan ekonomi Jabar akan segera pulih karena adanya beberapa peluang pertumbuhan.
"Adanya beberapa proyek strategis seperti Pelabuhan Patimban di Subang dan juga pengembangan kawasan ekonomi khusus Rebana bisa memberikan pertumbuhan ekonomi yang bagus untuk daerah," ujarnya.
"Hanya saja, pengusaha lokal harus bisa terlibat dalam pengerjaannya sehingga berkontribusi pada perekonomian Jabar yang saat ini tengah mengalami kontraksi cukup dalam," tambahnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: