Dilaporkan Polisi Gara-gara Kursi Kosong Terawan, Najwa Shihab Dapat Dukungan Lieus Sungkharisma

Dilaporkan Polisi Gara-gara Kursi Kosong Terawan, Najwa Shihab Dapat Dukungan Lieus Sungkharisma

Relawan Jokowi Bersatu melaporkan Najwa Shihab terkait wawancara kursi kosong Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto ke polisi.

Namun, laporan itu ditolak Polda Metro Jaya yang meminta si pelapor menyampaikan laporannya itu ke Dewan Pers.

Pelaporan video berdurasi 4 menit 22 detik itu memantik reaksi masyarakat. Dalam wawancara kursi yang seharusnya diduduki Menkes Terawan itu banyak pro kontra atas apa yang dilakukan Najwa bahkan menjadi perbincangan ramai di media sosial. 

Ada yang kontra, tapi banyak pihak yang menyatakan dukungannya pada presenter cantik itu.

Salah satu dukungan datang dari Koordinator Forum Rakyat Lieus Sungkharisma. Menurutnya, tidak ada yang salah dengan aksi Najwa Shihab mewawancarai kursi kosong.

Sebaliknya, yang ditampilkan Najwa Shihab adalah bentuk kreativitas yang unik dan menarik dalam jurnalistik.

“Ketika narasumber yang paling berkompeten terhadap suatu masalah tak mau memberi penjelasan terhadap masalah yang dihadapi orang banyak, maka itu adalah jalan terbaik untuk menunjukkan pada publik betapa si narasumber tak bersedia memberi penjelasan apapun pada publik,” kata Lieus dikutip dari RMOL, Selasa (7/10).

Lieus menjelaskan, apa yang dilakukan Najwa bukanlah hal baru dalam dunia jurnalistik. Kreativitas semacam itu sudah lazim dilakukan di negara dengan sejarah kemerdekaan pers yang panjang.

“Di Amerika sudah dilakukan bahkan sejak tahun 2012 oleh Piers Morgan di CNN dan Lawrence O’Donnell di MSNBC’s dalam program Last Word. Di Inggris, Andrew Neil, wartawan BBC, juga menghadirkan kursi kosong yang sedianya diisi Boris Johnson, calon Perdana Menteri Inggris, yang kerap menolak undangan BBC,” urainya.

Oleh karena itu, tambah Lieus, adalah keliru melaporkan soal kreativitas di dalam menyajikan informasi itu kepada polisi.

“Bahwa menjadi hak narasumber untuk tidak bersedia diwawancarai, itu betul. Tapi publik juga punya hak untuk mendapat informasi yang benar dari setiap narasumber yang berkompeten,” katanya.

Atas alasan itu, Lieus menekankan agar setiap narasumber yang berkompeten pada satu masalah, berkenan memberi penjelasan pada publik terkait apa yang sedang berkembang.

“Terus terang, dalam hal ini saya justru memberi apresiasi yang tinggi pada Najwa. Dia, dengan sangat cerdas berhasil melibatkan perhatian publik terhadap masalah yang sedang dihadapi rakyat, khususnya dalam hal pandemic Covid-19 ini,” tutur Lieus lagi. 

Lieus sendiri menilai ketidakhadiran Menkes Terawan memenuhi undangan Najwa di acara Mata Najwa sebagai hal yang sangat disayangkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: