Obat Covid-19 Dibanderol Rp33 Juta untuk Lima Hari

Obat Covid-19 Dibanderol Rp33 Juta untuk Lima Hari

Bio Farma, menurut Honesti, juga telah melakukan uji klinis skala pilot untuk produksi remdesivir dalam negeri.

Sementara itu, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto dalam rakor tersebut mengaku siap mem-back upa kebutuhan obat apapun. ”Pasti akan kami dukung karena kami tinggal ajukan dan adakan bersama dengan BUMN dan bersama dengan BPOM kami akan koordinasi supaya segala sesuatu tepat sasaran, tepat waktu dan kita tidak membuat kebijakan yang justru kita tidak bisa menyelamatkan (pasien COVID-19) seperti apa yang Bapak (Menko Luhut) sampaikan,” jelasnya.

Nah, berdasarkan keterangan pada situs Departemen Kesehatan AS (NIH), remdesivir berperan untuk menghambat replikasi virus. Departemen Kesehatan AS merekomendasikan penggunaan remdesivir untuk pasien Covid-19 tahap berat selama lima hari atau sampai pasien ke luar dari rumah sakit.

Apabila tidak terdapat perbaikan klinis dalam jangka waktu tersebut, maka beberapa ahli menyarankan untuk memperpanjang durasi penggunaan obat hingga 10 hari.

Pemberian remdesivir di Indonesia masih akan diujicobakan kepada 25 pasien Covid-19 di Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan, Jakarta. Pasien akan diberi antivirus melalui infus sebanyak 200 mg pada hari pertama.

”Hari berikutnya, bisa 5 sampai 10 hari ke depan (diberi remdesivir) sebanyak 100 mg saja,” kata Erlina Burhan, konsultan dokter Gugus Tugas Covid-19 yang merupakan dokter spesial paru-paru.

Adapun, 25 pasien yang akan diujicobakan ini harus berusia di atas 18 tahun dan menderita Covid-29 dengan kategori berat yang artinya saturasi oksigennya di bawah 94%. Kemudian, kriteria lainnya adalah pasien yang sedang menjalani ventilator mekanik.

Ia menjelaskan, remdesivir adalah antivirus dengan cara kerja menghambat replikasi virus. ”Mudah-mudahan kalau masuk remdesivir, replikasi virus dihambat sehingga tidak terjadi keparahan yang lebih lagi. Kemudian sistem imun akan bisa mengendalikan,” kata Erlina.

Cara mencegah penularan Covid-19 paling ampuh sampai saat ini adalah dengan menjaga jarak, memakai masker, dan rutin mencuci tangan. Ketiganya penting untuk dilaksanakan sambil menunggu vaksin.

Guru Besar pada Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Ari Fahrial Syam mengatakan remdesivir belum terbukti sebagai antivirus dan perlu pengujian untuk dianggap sebagai obat penderita Covid-19.

”Istilahnya bisa dibilang terapi empirik sehingga digunakan untuk kepentingan emergensi,” kata Ari.

Ari juga menekankan saat ini belum ada obat yang terbukti dapat mengobati pasien Covid-19. Para peneliti di dunia masih berjibaku meneliti pengobatan yang tepat untuk Covid-19. ”Semuanya dalam tahap riset baik obat tunggal dan kombinasi, kita semua masih menunggu,” imbuhnya.

Berkaitan dengan mahalnya harga PCR, Pelaksana tugas Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan Abdul Kadir menjelaskan, harga tersebut telah mencakup pengambilan spesimen dengan metode swab dan pemeriksaan PCR.

”Dua komponen ini disatukan dengan biaya total 900 ribu rupiah,” kata Kadir dalam konferensi pers virtual.

Dia meminta seluruh Dinas Kesehatan mengawasi penerapan tarif tes PCR ini agar tidak ada lagi disparitas harga. Menurut Kadir, harga yang ditetapkan oleh pemerintah telah memperhitungkan berbagai komponen seperi jasa dokter, harga reagen, alat pelindung diri untuk petugas, hingga biaya administrasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: