Tahun 2023, PMI Kabupaten Tegal Berharap Bisa Mandiri
Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Tegal yang merupakan sebuah organisasi yang bergerak dalam bidang sosial kemanusiaan berharap pada tahun 2023 dapat mandiri. Karena itu, PMI Kabupaten Tegal membuat beberapa trobosan dengan membuat unit-unit usaha.
Hadir diskusi itu sebagai narasumber, Wakil Bupati Tegal Sabililah Ardie, Ketua PMI Kabupaten Tegal Iman Sisworo, Ketua GMPK Kabupaten Tegal Fajar Sigit Kusumajaya, dan moderator Syamsul Falah.
Ketua PMI Kabupaten Tegal Iman Sisworo, Sabtu (19/9) berharap, pada 2023 itu seperti PMI di beberapa daerah yang sudah maju. Di Solo misalnya, PMI tidak lagi ada bulan dana, tetapi adanya hari dana. Di Solo sudah banyak masyarakat dan pengusaha yang peduli dengan memberikan bantuan sukarela secara langsung. Ada pula PMI di daerah lain yang sudah mendirikan rumah sakit.
PMI Kabupaten Tegal sangat berharap nanti mandiri, tidak hanya mengandalkan bulan dana.
"Karena itu, PMI Kabupaten Tegal mencoba mendirikan unit-unit usaha. Syukur nantinya dapat mendirikan rumah sakit. Sebab, hal itu diperbolehkan oleh aturan PMI,” katanya.
Sementara itu, tambah Imam Sisworo, kegiatan yang dilakukan PMI baik itu bulan dana maupun bantuan yang diberikan diperuntukkan untuk kemanusiaan selalu diaudit oleh akuntan publik.
Selama tiga tahun ini, PMI selalu mendapatkan WTP (wajar tanpa pengecualian).
"Mungkin ini yang jarang diketahui masyarakat," ujarnya.
BULAN DANA
Ketua Umum Bulan Dana dan Bulan Pelajar Peduli PMI 2020 Sabililah Ardie menjelaskan, panitia telah menargetkan perolehan bulan dana kali ini sebesar Rp2,3 miliar. Dana itu didapat melalui kupon sebesar Rp4000 per Kepala Keluarga (KK). Selain itu ditambah dari Bulan Pelajar Peduli yang koordinatornya kepala dikbud dengan anggota kepala-kepala sekolah.
Soal kepanitiaan, ketua panitia bulan dana ini selalu giliran. Pada tiga tahun ke belakang, ketua umum panitianya diambil dari forkopimda, yakni dandim, kemudian kapolres, dan sebelumnya bupati.
Kali ini, ketua panitia wakil bupati Tegal. Kemudian camat adalah koordinator di tingkat kecamatan dengan anggota ketua paguyuban kepala desa.
”Kami sudah melakukan road show ke beberapa kecamatan untuk melakukan musyarawah internal panitia, dengan mengundang kepala-kepala desa dan sudah selesai. Kemudian tinggal melanjutkan penggalian,” ujarnya.
Dia menjelaskan, saat ini dari target Rp2,3 miliar, baru terkumpul sekitar Rp400 juta. Masih sangat jauh. Meskipun panitia juga punya waktu tiga bulan untuk menggali bantuan sukarela dari masyarakat dan pelajar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: