Cegah Penularan Virus Covid-19, Santri Ponpes di Kabupaten Tegal Makan Nasi Bungkus

Cegah Penularan Virus Covid-19, Santri Ponpes di Kabupaten Tegal Makan Nasi Bungkus

Penasehat persatuan ponpes se Indonesia yang juga Ketua Gugus Tugas Covid-19 Rabithah Ma'ahid Islamiyah KH Ahmad Nasikhun Isa Mukti menyatakan, penerapan protokol kesehatan di seluruh pondok pesantren (ponpes) di Kabupaten Tegal sangat ketat. Bahkan, untuk mencegah penularan virus, para santri makan nasi bungkus.

"Untuk sementara santri makan nasi bungkus. Karena untuk menghindari penyebaran virus corona," ungkapnya.

Selain mengatur soal makanan, menurutnya, saat ini apabila ada santri yang baru masuk dan tidak membawa surat keterangan sehat dari puskesmas maupun rumah sakit, maka dilarang masuk ke lingkungan ponpes.

KH Ahmad Nasikhun Isa Mukti, Selasa (4/8) mengatakan, santri yang tidak membawa surat keterangan sehat 
langsung disuruh pulang. Upaya mencegah penularan Covid-19 di lingkungan ponpes, tidak hanya surat kesehatan. Pihaknya juga melakukan cek suhu tubuh terhadap para santri sebelum masuk ponpes. Apabila suhunya lebih dari 37,5 derajat, terpaksa tidak diperkenankan masuk ke dalam ponpes. 

"Kalau suhu badannya tinggi kita sarankan untuk pulang ke rumah. Setelah sembuh, bisa kembali lagi ke pondok. Cek suhu ini kami lakukan setiap tiga hari," katanya.

Sementara untuk fasilitas cuci tangan, tambah Ahmad Nasikhun, seluruh ponpes di Kabupaten Tegal sudah menyediakan. Tempat cuci tangan diletakkan di depan gerbang dan di sejumlah titik di lingkungan ponpes. Selain itu, pihaknya juga melakukan penyemprotan menggunakan disinfektan setiap tiga hari sekali. Masing-masing ponpes juga sudah membentuk tim Gugus Tugas Covid-19. 

Saat ini, jumlah ponpes yang terdata sebanyak 56, sedangkan yang belum terdata sekitar 100 ponpes. 

Dengan aturan yang sangat ketat tersebut, lanjut Ahmad Nasikhun, diharapkan penyebaran virus corona tidak sampai masuk ke dalam pondok pesantren di Kabupaten Tegal. Pada seluruh pengelola ponpes, diharapkan terus melakukan pengawasan jangan sampai kendor. Supaya penyebaran virus corona tidak masuk ke dalam pondok pesantren. (guh/ima)

Sumber: