Klaster Gowes di Blitar Bertambah Banyak, Nakes yang Positif Ngaku Lepas Masker saat Bernyanyi Bareng

Klaster Gowes di Blitar Bertambah Banyak, Nakes yang Positif Ngaku Lepas Masker saat Bernyanyi Bareng

Penyebaran COVID-19 dari klaster gowes menular dan memunculkan klaster baru motor gede (moge). Sembilan orang klaster moge terkonfirmasi positif COVID-19.

Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Blitar, Jawa Timur, Krisna Yekti dalam keterangannya mengatakan sembilan pasien positif COVID-19 klaster moge tertular dari klaster gowes.

”Terdapat tambahan 21 terkonfirmasi positif di Blitar, sembilan orang terkonfirmasi merupakan klaster touring/moge dari Kecamatan Doko,” katanya, Kamis (30/7) lalu.

Data tersebut merupakan yang terkonfirmasi, Rabu (29/7). Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Blitar mendata total terdapat 21 yang terkonfirmasi COVID-19.

Selain dari klaster moge, juga terdapat tambahan klaster RSUD Ngudi Waluyo, Kabupaten Blitar, dan beberapa klaster lain. "Temuan kasus terkonfirmasi itu, semuanya dinyatakan positif, namun tanpa gejala. Tim medis juga telah melakukan tracing dari kasus tersebut," ungkapnya.

Dijelaskan Krisna, munculnya klaster moge terdeteksi dari pasien positif sebelumnya yang berasal dari klaster gowes. Mereka kontak erat dengan pasien positif dari klaster gowes.

"Ternyata pada hari yang sama, Minggu (12/7), pasien positif yang dari klaster gowes, juga melakukan touring bersama teman-temannya klub moge Phantom ke Puncak Langit di Resampombo Kecamatan Doko," ungkapnya.

Pasien positif dari klaster gowes ini seorang pria (51), warga Kecamatan Garum Kabupaten Blitar. Dia seorang nakes di rumah sakit swasta yang berlokasi di Kecamatan Talun.

Pada, Minggu (12/7) pagi, katanya, pasien terkonfirmasi positif ini gowes ke Bendungan Ngusri di Kecamatan Gandusari. Lalu turun, dan berganti naik moge Phantom bersama rombongan melakukan touring ke Puncak Langit di Kalimanis, Resapombo Kecamatan Doko.

"Kalau keterangan dari yang bersangkutan, selama touring ini pakai masker. Namun saat berada di Puncak Langit, rombongan ini ikut nyanyi-nyanyi grup musik tradisional yang sedang latihan. Saat nyanyi inilah, yang bersangkutan mengaku melepas maskernya," ungkapnya.

Sepulang dari kegiatan itulah pasien kemudian merasakan demam. Lalu Kamis (16/7) yang bersangkutan diambil tes swab di RSUD Ngudi Waluyo. Jumat (17/7) hasil swab menyatakan, dia terkonfirmasi positif Corona.

"Awalnya, kami tahunya yang bersangkutan hanya dari gowes. Namun belakangan, orang lain yang pernah kontak erat dengan pasien ini bercerita, jika pada hari yang sama ternyata dia juga ikut rombongan moge. Nah dari situlah kami tracing, ada 49 orang yang ikut rombongan. Kami swab dan 9 orang hasilnya terkonfirmasi positif. Tim juga telah merekomendasikan agar mereka melakukan isolasi mandiri," katanya.

Ahli epidemiologi epidemiologi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Tri Yunis Miko Wahyono mengatakan penularan COVID-19 bisa terjadi ketika masker mulai dilepas. Apalagi, saat bersepeda, wajah akan berkeringat dan membuat masker menjadi basah.

"Pada gowes ini kalau habis gowes mungkin maskernya kan basah, terus dibuka atau diturunkan di bawah hidung. Nah, dari situ dibukalah masker yang jadi penularan," katanya, Jumat (31/7).

Sumber: